Koranprabowo.id , Jakarta :
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI
Jakarta mencatat total tunggakan sewa rumah susun (rusunawa) di Jakarta mencapai Rp
95,5 miliar. Sejumlah penghuni mengaku kesulitan membayar sewa akibat pendapatan yang
minim, sementara biaya sewa terus mengalami kenaikan.
Novi, salah satu penghuni Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur, mengaku telah menunggak
sewa selama lima bulan karena pendapatannya dari berjualan di sekitar rusun tidak
mencukupi. “Ekonominya lagi sulit, dagang juga sepi karena pembelinya hanya warga
sekitar. Mau keluar untuk mencari pelanggan pun cukup jauh,” ujarnya kepada wartawan,
Sabtu (8/2/2025).

Novi juga menyebutkan bahwa beberapa unit hunian telah disegel akibat tunggakan
terlalu lama. Namun, penghuni yang terkena segel masih diizinkan menempati unitnya.
“Ada beberapa yang kena segel, tapi hanya diberi tanda tanpa diusir. Kami ini warga
relokasi, kalau diusir lagi, kami mau tinggal di mana?” katanya.
Nur Anisa, penghuni lainnya, mengaku tunggakannya telah mencapai Rp 10 juta.
Menurutnya, penghasilan suaminya sebagai sopir tembak belum cukup untuk membayar sewa
bulanan sebesar Rp 200 ribu. “Mau bayar pakai apa kalau kondisinya begini? Untuk makan
dan biaya sekolah anak saja sudah pas-pasan,” tuturnya.
Nur juga menyoroti kebijakan pengelola yang lebih memilih merekrut pekerja dari luar
rusun dibanding memberdayakan warga setempat. “Seharusnya warga di sini bisa
dipekerjakan untuk mengurus kebersihan atau menjadi petugas keamanan. Kalau ada
pekerjaan dengan penghasilan layak, kami pasti bisa membayar sewa dengan lebih
lancar,” imbuhnya.

Di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Nurhayati (62) yang telah tinggal selama 14 tahun
mengaku baru mulai menunggak empat bulan terakhir. Kenaikan biaya sewa sebesar Rp 60
ribu turut menjadi faktor penyebabnya. “Anak saya satu-satunya tulang punggung
keluarga, gajinya hanya UMR. Ia harus menghidupi enam orang, termasuk dua anak dan dua
keponakan yang masih sekolah,” jelasnya.
Meski demikian, ia mengapresiasi pihak pengelola yang tetap memberikan ruang dialog
bagi penghuni yang kesulitan membayar sewa.
“Kami tetap berusaha mencicil, meskipun jumlahnya tidak besar. Sebelum harga naik,
pembayaran kami lancar,” katanya. Sejumlah penghuni berharap ada solusi dari
pemerintah, baik dalam bentuk keringanan biaya sewa maupun pemberian kesempatan kerja
bagi warga rusun agar mereka dapat memenuhi kewajiban pembayaran tempat tinggalnya.
(Sonny Irwansyah/Foto.ist)




https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737