Koranprabowo.id, BelaNegara :

Dalam pemikirannya, pada waktu itu, Indonesia sedang dilanda banyak pemberontakan. DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) sebagai tentara separatis, bertempur secara gerilya dan menggunakan hutan untuk tempat bersembunyi. Satu-satunya cara untuk dapat mengamati dan menyerang mereka adalah dari udara.

Pada hari Minggu tanggal 1 Agustus 1954, Nu-200 yang sudah jadi itu diuji coba terbang untuk pertama kali. Seharusnya Nurtanio yang menjadi test pilot, tapi… entah apa alasannya ……. kemudian diintervensi oleh KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara) Marsekal Suryadarma. Sebagai gantinya Sikumbang diuji coba oleh Capt. Powers, pilot instruktur dan test pilot berkebangsaan Amerika Serikat yang saat itu disewa oleh AURI untuk melatih calon pilot.

Saat ini hanya Sikumbang-01 yang masih tersisa. Sempat diabadikan menjadi monumen di depan IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) sebagai penerus LAPIP atau LIPNUR (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio). Tapi karena ditempatkan terbuka terpapar cuaca sehingga sulit dalam perawatannya, oleh PT.DI (Dirgantara Indonesia) sebagai penerus IPTN, Sikumbang-01 disumbangkan ke TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) dan menjadi koleksi Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta sejak tahun 2017

(Red-01/Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

HOME

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?