Koranprabowo.id, Parekraf :
Di Jakarta Utara, ada Gereja Tugu yang merupakan peninggalan orang-orang Portugis di Batavia terletak di Kampung Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Gereja ini termasuk dalam salah satu dari 12 destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara. Nama Kampung Tugu diambil dari nama batu berukir aksara Sansekerta atau disebut Prasasti Tugu yang ditemukan di kawasan tersebut.
Gereja Tugu dibangun sekitar tahun 1676-1678, bersamaan dengan dibukanya sebuah sekolah rakyat pertama di Indonesia oleh Pdt. Melchior Leydecker.


Pada tahun 1737, gereja ini pertama kali direnovasi dibawah kepimpinanan pendeta Van De Tydt yang dibantu oleh seorang pendeta keturunan Portugis kelahiran Lisabon, Ferreira d’Almeida dan orang-orang Mardijkers. Pada tahun 1740, gereja ini sempat hancur akibat peristiwa pemberontakan. kemudian pada tahun 1744, gereja ini dibangun kembali atas bantuan seorang tuan tanah yang bermukim di Cilincing, Yustinus Vinck. Rekonstruksi bangunan gereja ini baru rampung pada 29 Juli 1747 dan diresmikan pada tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr.
Gereja Tugu menjadi saksi bisu dari perpindahan agama yang semula bernapas Katolik menjadi Protestan pada saat kolonial Portugis takluk di tangan kolonial Belanda. Tidak hanya itu, bentuk bangunan dari gereja ini juga terinspirasi dari gereja-gereja klasik yang ada di negeri Belanda.

Tak hanya mempunyai masa lalu yang unik, peribadatan gereja ini juga mempunyai tradisi yang berbeda di daerah lain. Setiap kebaktian, jemaat Gereja Tugu melantunkan lagu-lagu pujian dengan iringan musik keroncong khas Kampung Tugu (Keroncong Tugu/Potugis) dengan nuansa klasik dan modern, sehingga membuat gereja ini sangat menarik dan menjadi warisan cagar budaya.
(RB/Foto.ist)






https://koranprabowo.id/rigel-belatrix-rumah-si-pitung-marunda-jakut/