Rigel, B. "KAPAN PUTRA MALUKU MASUK KABINET PRABOWO?" -

Koranprabowo.id, IstanaKabinet :

Kota Ambon; adalah ibukota provinsi Maluku, yang juga kota terbesar di provinsi Maluku dengan jumlah penduduk lebih dari 460.000 jiwa. Adapun penduduk Prov.Maluku sekitar 1,9 juta jiwa tersebar di 9 kabupaten, 2 kota, 118 kecamatan, 35 kelurahan dan 1.198 desa dan negeri

Saat pilpres 2024 lalu, di Prov. Maluku , suara Prabowo – Gibran menang dengan 665.371 suara, Anies-Muhaimin – 228.557 suara, dan pasangan Ganjar-Mahfud – 186.395 suara. Kemenangan ini tidak luput dari pengaruh para raja – raja Maluku. Saya ingat saat itu mereka memberikan syarat agar di Kabinet Prabowo-Gibran memasukan nama untuk salah satu menteri dari putra Maluku.

Ada juga permintaan dari Anak Muda Kepulauan Evav Indonesia (AMKEI) , melalui Abubakar Refra yang juga meminta hal yang sama dan elemen masyarakat lainnya. Lainnya keseriusan pemerintah Prabowo dalam sektor hilirisasi perikanan. Sehingga tidak lagi mengirim barang mentah, dengan cara membangun pabrik pengalengan, cold storage yang optimal agar dapat menyimpan produk-produk dalam waktu jangka waktu lama.

Semoga jika ada Reshufle kabinet, putra Maluku akan masuk diantaranya. Seperti itu juga harapan PimRed kalau pun asal Jawa barat saat diminta tanggapan atas hal ini. Dan PimRed menyebutkan ada nama nama tokoh Maluku yang masuk kabinet sebelumnya, misalnya;

Johannes Leimena Menkes thn.1955-1956, Menko Bidang Produksi dan_Distribusi_Indonesia thn.1962-1964, Wakil PM Indonesia thn.1957-1966. Ia juga merupakan seorang diplomat yang diutus ke perundingan-perundingan seperti Linggarjati, Renville, Roem-Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.

Marthinus Putuhena, PM Negara Indonesia_Timur thn.1950, Menteri PU thn.1945-1947. Lalu ada Melkianus Agustinus Pellaupessy, Menteri Negara thn. 1951-1952, Menteri Kehakiman thn.1951, Menteri Penerangan thn.1950-1951 dan Ketua Senat RIS thn.1950.

Ada juga G.A. Siwabessy, Menteri Kesehatan thn. 1966 – 1978 dan Johannes Latuharhary, Gubernur Maluku tahun 1950–1955, yang memainkan peran kunci dalam mengoordinasikan dukungan Maluku untuk kemerdekaan Indonesia dan dalam mengelola pemerintahan di Maluku setelah kemerdekaan, termasuk selama pemberontakan RMS.

Lalu ada Abdul Gafur , Menpora tahun 1978 – 1988, sampai sekarang sudah 36 tahun tidak ada lagi menteri berasal dari Maluku. Beberapa kali nama-nama Maluku dikabarkan akan masuk dalam kabinet, tetapi impian itu hanya hampa. Karena Bahlil Lahadalia, mantan Menteri investasi dan kini selaku Menteri ESDM thn.2024 kalau pun kelahiran Banda, Maluku Tengah namun menurut ‘kami’ dia besar di Fakfak Papua sehingga tidak bisa dikatakan asli Maluku.

‘Iya juga sih.

(Foto.ist)