Koranprabowo.id, Jadoel :
Sangat sedikit orang mengenal sosok ini, namanya Georgine Eveline Poetiray (Evie Poetiray) lahir 3 Juli 1918 di Surabaya, adalah seorang perempuan Maluku dan pejuang kemerdekaan Indonesia yang berjuang melawan Nazi di Belanda. Selain itu, Evie diberi julukan oleh Soekarno sebagai Henriëtte Roland Holst (penyair dan tokoh komunis).
Evie Poettiery Ia merupakan putri dari George Henricus Alfaris Gerard Poetiray yang bekerja di Jawatan Pos, telegram dan telepon dan ibunya dan Sara Suzanne Huppe.Pada saat Evie berusia 2 tahun, ayahnya meninggal dunia. Selang 9 tahun setelahnya, ibunya pun meninggal dunia. Evie dan saudari kandungnya, Reny poetiray, tumbuh besar di sebuah panti asuhan di Surabaya.

Pada 1937, Evie berangkat ke Belanda menyusul saudari kandungnya. Selain belajar ilmu analis Kimia disebuah laboratorium di Keizersgracht, Ia juga tergabung dalam organisasi penghimpun muda mudi Indonesia penganut Kristen di Belanda, IJC (Indonesische Christen Jongeren).
Sejak tahun 1942 , Evie pun mulai dicari-cari Nazi karena aktif di organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) dan Roekoen Peladjar Indonesia (Reopi) yang merupakan organisasi politik yang dilarang oleh Nazi semenjak 1940.
Perhimpunan Indonesia/(Indische Vereeniging) ini bahkan menjadi pelopor kemerdekaan bangsa di kancah internasional, yang didirikan oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda. Awalnya hanya bertujuan untuk ‘Ngerumpi’, pesta, dansa dsb. Namun setelah bergabungnya Muhammad Hatta, Ali Sastoamijoyo, Nasir Pamuntjak, Soebardjo, Supomo, Abdul Madjid dan M. Yusuf. Organisasi ini ”menarik perhatian dunia internasional dan yang paling dikenal adalah lahirnya manifesto politik pada 1925.

Lambang Perhimpunan Indonesia yang menginspirasi logo PNI
Kegiatan ini berdampak hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam dengan keberadaan organisasi ini. Hal ini dikarenakan mereka yang tak menyangka sebelumnya kalau organisasi yang awalnya didirikan dengan sifat sosial berubah jadi organisasi pergerakan nasional.
Perhimpunan Indonesia (PI) dipandang sebagai organisasi radikal karena para anggotanya tidak pantang menyerah untuk menuntut kedaulatan dari mata internasional atas kemerdekaan bangsa Indonesia, bahkan organisasi ini sendiri memiliki semboyan yag berbunyi “Indonesia Merdeka, Sekarang!”.

Kegiatan ini berdampak hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam dengan keberadaan organisasi ini. Hal ini dikarenakan mereka yang tak menyangka sebelumnya kalau organisasi yang awalnya didirikan dengan sifat sosial berubah jadi organisasi pergerakan nasional.

Selain itu, Evie juga jurnalis bawah tanah di media Vrij Nederland (Belanda bebas), Vriej Katheder (Kotbah bebas),dsb sambil gerilya mengembangkan jaringan dan memberikan bantuan khususnya mahasiswa Indonesia dan belanda yang aktif melawan Nazi.
Pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia II, para mahasiswa Indonesia di Leiden membentuk satuan Indonesia di Nederlandse Binnenlandse Strijdkrachten (NBS)yang dibentuk September 1944. Berisi berbagai kelompok bersenjata, NBS didirikan untuk memandu pasukan Sekutu dan menjaga ketertiban wilayah yang ditinggalkan Jerman.

Dikalangan aktifis Evie dikenal sebagai orator ulung sejak ikut berdemokrasi menuntut pengakulan proklamasi Indonesia dan pada 1946, Evie kembali ke tanah air dan menikah dengan Marangin Siantoeri yang merupakan rekan dalam organisasi Perhimpunan Indonesia (PI).
Karena tidak memelihara kesehatannya selama ini Evie Poetiray meninggal di Jakarta, pada Sabtu 27 Agustus 2016 di usia 98 tahun.
‘Dengan pro-kontranya, apapun Evie adalah kebanggan kami sebagai orang Maluku, RIP, Amien.
(Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


