Koranprabowo.id, AstaCita :
PEJUANG/PAHLAWAN PETANI , seseorang atau kelompok yang memperjuangkan hak-hak para petani dan masyarakat pertanian. Ada yang melalui media, kelompok tani, LSM, LBH, dsb. Semua bicara tentang perlawanan terhadap kebijakan pemerintah atau siapapun yang akan merugikan petani, atau advokasi untuk hak-hak petani yang terjadi sejak jaman kerajaan dan revolusi kemerdekaan thn.1945
Namun pernahkah kita berpikir jika Guru/pendidik disebut sebagai PAHLAWAN TANPA JASA , mengapa belum ada yang berpikir jika ‘PETANI PAHLAWAN PANGAN’?
Saat pandemi Covid 19 terjadi, kalau pun sulit namun sektor pertanian berupaya tetap bertahan bersama UMKM, Covid 19 berdampak besar pada kehidupan ekonomi, lingkungan, dan sosial penduduk dunia. Termasuk sektor pertanian akibatnya, penduduk dunia menghadapi kerawanan pangan. Namun para petani tetap menjalankan tugasnya baik di lahan miliknya maupun garapan/orang lain.

Perjuangan itu tidak mudah namun secara nasional di tahun 2019-2020 produksi beras nasional mampu mencapai 31,31 juta ton, kalau pun menurun 2, 6 juta ton dari tahun 2018. Kemudian menaik di tahun 2021-2022 hingga 32 juta ton dan juga menaik di tahun 2023-2024 hingga mencapai 34,6 juta ton. Dan dengan segala pertimbangan matang juga melihat iklim/cuaca maka thn.2025 ditargetkan produksi beras nasional adalah 34 juta ton , jika Ini tercapai maka menjadikan Indonesia menempati posisi produksi beras tertinggi di kawasan ASEAN. Juga swasembada pangan pun secara perlahan mulai terbukti.
Dan peran petani tetap terdepan, kecuali kita masih mau impor maka peran petani tidak ‘diwajibkan’, ehehe.

POTENSI PADI DI KAB. OKI, PROV. SUMSEL?
Produksi padi di Sumatera Selatan (Sumsel) pada tahun 2024 mencapai 2,84 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 0,35% dibandingkan tahun sebelumnya. Di Kab.OKI pun dalam segala permasalahan di petaninya, toh tetap mampu ‘menyumbang’ sehingga masih layak disebut sebagai penyumbang produksi padi terbesar ketiga di Sumatera Selatan. Buktinya di tahun 2024 lalu , kab. OKI mampu menghasilkan 564.430 ton GKG, atau meningkat 38.530 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Pastinya ini ada jasa para PAHLAWAN PANGAN di kec. Air sugihan, Lempuing, Lempuing Jaya, Tanjung Lubuk, dan Sirah Pulau Padan

“Iya seperti itu datanya, padahal lahan sawah di OKI terbilang sedikit yaitu sekitar 104 ribu hektar, maka pemerintah harus ‘gercep’ bersama para kelompok tani dalam hal optimalisasi lahan yang tidak produktif disetiap desa. Dimudahkan regulasinya, siapa bilang pemanfaatan hutan untuk pertanian dilarang, itu bisa kok ada regulasinya. Salah-satunya, konsep agroforestri atau pertanian tumpang sari, dengan tetap menjaga fungsi ekologis hutan. Pemerintah juga harus teliti dalam mengeluarkan HGU baik untuk pertanian, perikanan atau peternakan. Namun tetap diwaspadai, karena dibeberapa daerah ini menjadi ‘bancakan’ dan kemudian berurusan dengan hukum”, jawab PimRed saat diminta tanggapan atas hal ini (20/5).

PimRed juga mengingatkan himbauan Menteri Pertanian – Amran Sulaiman yang komitmen dengan program OPLA – Optimalisasi Lahan rawa sebagai alternatif utama. “Yang saya ingat di Kab. OKI itu masih banyak lahan rawa , hampir 62.000 Hektar. Saya tidak paham apakah ini sudah dioptimalkan?, kalau sudah ya bagus, kalau belum?, kelaut aj, ehehe”
ASTA CITA
SWASEMBADA PANGAN THN.2024-2029
PETANI PAHLAWAN PANGAN
Adalah satu kesatuan, jangan lupa itu.
(Supri/Sam:Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


