Koranprabowo.id, Parekraf :
SIRAJA LONTUNG adalah salah satu induk dari marga-marga Batak. Siraja Lontung merupakan generasi keempat dari Siraja Batak.Selain itu, Siraja Lontung merupakan nenek moyang terbesar seluruh suku Batak yang ada di dunia.

Menurut Tarombo Batak, Siraja Lontung merupakan keturunan dari Tuan Sariburaja dengan Siboru Pareme. Raja Lontung lahir dan dibesarkan di Sabulan, daerah tepian Danau Toba di Samosir. Ia menikah dengan Oppung Boru Si Boru Pareme dan melahirkan 7 orang putra dan 1 putri yang kemudian 7 anak tersebut menjadi marga-marga besar di tanah Batak yang jumlahnya lebih dari 500 marga batak.

Si Raja Lontung memang dikenal sakti bahkan mampu mengalahkan ilmu bapaknya, dia dan istrinya diceritakan kerap ke Dolok Sipatungan ,bukit strategis dengan ketinggian lebih dari 1400 meter yang berlokasi sekarang di Kecamatan Sitio-tio Kabupaten Samosir. Lokasi ini disukai Si Raja Lontung untuk meditasi dan ‘refreshing’ sambil menatap Danau Toba dan memandang Pulau Samosir secara utuh.


Oh ya ada yang terlupa, setelah Si Raja Lontung lahir, ayahnya Tuan Saribu Raja pergi melanglang buana. SiRaja Lontung dan ibunya Siboru Pareme hidup dengan bantuan HARIMAU dan kera SIMUMBAL-MUMBAL


ke-2 khewan setia inilah yang selalu berburu dan membawakan mereka daging buruan, madu dan buah-buahan. Adapun arti dari Lontung Sisia Sada Ina, adalah Lontung bersembilan yang punya ibu satu. Raja Lontung mempunyai tujuh anak laki-laki dan dua boru (anak perempuan). Antara lain marga Situmorang, Sinaga, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, Siregar, dan dua boru (anak perempuan) yang menikah dengan marga Sihombing, dan Simamora (Anak Raja Sumba).
Demikian semoga bermanfaat.
Dan mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan.
(Foto.ist)




