Koranprabowo.id, PolitikHukum :
Benar saja dugaan kami selaku Relawan jika ‘harga jual’ Jokowi tetap tinggi kalau pun sudah hampir 8 bulan ini tidak lagi menjabat selaku Presiden RI. Selain PSI, PAN juga muncul keinginan agar Jokowi merapat ke PAN, tidak mau kalah, Partai Beringin Kuning pun ikut bersuara telah menyiapkan kursi istimewa kepada Jokowi. Eheheh.
Semangat ini sebetulnya sudah lama, dan dapat kita lihat saat menjelang Pilpres 2019 lalu, dimana Golkar membentuk Gojo (Golkar Jokowi) sebagai bagian mesin besar Golkar dalam pemenangan Jokowi sebagai Capres dan meningkatkan suara partai Golkar dalam Pileg 2019
Maka apa yang selama ini dilakukan para Pembenci Jokowi (Jokowi hatters) dengan cacimaki ijasah palsu dsb tidak mengurangi popularitas dan kecintaan banyak orang kepadanya. Ini yang tidak diperkirakan matang oleh mereka, karena semakin Jokowi dicaci-maki nama Jokowi pun semakin ‘melambung’. Kena jebakan Betmen.

Dan benar, lihatlah suara Golkar di tahun 2019 lalu yang mampu masuk peringkat ke-3
1. PDIP: 27.053.961 (19,33%)
2. Gerindra: 17.594.839 (12,57%)
3. Golkar: 17.229.789 (12,31%)
4. PKB: 13.570.097 (9,69%)
5. NasDem: 12.661.792 (9,05%)
6. PKS: 11.493.663 (8,21%)
7. Demokrat: 10.876.507 (7,77%)
8. PAN: 9.572.623 (6,84%)
9. PPP: 6.323.147 (4,52%)
10. Perindo: 3.738.320 (2,67%)
11. Berkarya: 2.929.495 (2,09%)
12. PSI: 2.650.361 (1,89%)
13. Hanura: 2.161.507 (1,54%)
14. PBB: 1.099.848 (0,79%)
15. Garuda: 702.536 (0,50%)
16. PKPI: 312.765 (0,22%).

Oh ya, saat Jokowi menghadiri penutupan Musyawarah Nasional (Munas) XI Partai Golkar di JCC Senayan Jakarta, Rabu (21/8/2024), selain menyepakati Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar periode 2024-2029.Juga aroma keberpihakan Golkar pun terlihat semakin manja.
Saat sambutan, Bahlil mengatakan “Izin Pak Presiden Jokowi, tadi saya pangling ketika menjemput Bapak di depan. Saya pikir ada kader Golkar baru yang muncul, ternyata Bapak Presiden karena bajunya sudah kuning,” , sontak hadirin tepuk tangan meriah saat itu.

Ini berbanding jauh saat di tahun 2014 lalu, kalau pun Golkar masuk peringkat ke-2 namun suaranya minim.
1. PDI-P 23.681.471 (18,95%)
2. Golkar 18.432.312 (14,75%)
3. Gerindra 14.760.371 (11,81%)
4. Partai Demokrat 12.728.913 (10,9%)
5. PKB 11.298.950 (9,04%)
6. PAN 9.481.621 (7,59%)
7. PKS 8.480.204 (6,79%)
8. Nasdem 8.402.812 (6,72%)
9. PPP 8.157.488 (6,53%)
10. Hanura 6.579.498 (5,26%)
11. PBB 1.825.750 (1,46%)
12. PKPI 1.143.094 (0,91%)

Namun lihat di tahun 2024, Golkar masuk peringkat ke-2
1. PDIP: 25.387.279 suara (16,72%)
2. Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,28%)
3. Partai Gerindra: 20.071.708 suara (13,22%)
4. PKB: 16.115.655 suara (10,61%)
5. Partai NasDem: 14.660.516 suara (9,65%)
6. PKS: 12.781.353 suara (8,42%)
7. Partai Demokrat: 11.283.160 suara (7,43%)
8. PAN: 10.984.003 suara (7,23%)
9. PPP: 5.878.777 suara (3,87%)
10. PSI: 4.260.169 suara (2,80%)
11. Partai Perindo: 1.955.154 suara (1,28%)
12. Partai Gelora: 1.281.991 suara (0,84%)
13. Partai Hanura: 1.094.588 suara (0,72%)
14. Partai Buruh: 972.910 suara (0,64%)
15. Partai Ummat: 642.545 suara (0,42%)
16. PBB: 484.486 suara (0,31%)
17. Partai Garuda: 406.883 suara (0,26%)
18. PKN: 326.800 suara (0,21%)
Nah atas hal – hal diatas inilah, saya yakini, yang menjadikan Golkar ingin menarik Jokowi sebagai Ketua umumnya menjelang Pilpres 2029 mendatang dan sangat konstitusi jika kemudian berniat pula ‘mencapreskan’ Jokowi di Pilpres thn.2029.
Hal ini telah dinyatakan Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Puteri Komarudin. Bahwa Golkar ‘siap menampung dan memberikan kursi istimewa’ apalagi hingga saat ini, Jokowi belum secara resmi bernaung di bawah partai politik mana pun.

Secara matematis bolehlah kita berandai-andai ‘modal suara’ untuk Jokowi di thn.2029 yad
Partai Golkar: 23.208.654 suara (15,28%)
PAN: 10.984.003 suara (7,23%)
PSI: 4.260.169 suara (2,80%)
————————- +
TOTAL : 38.452.826 (25,31%)

Benar kata alm.Ayah , mantan aktifis ITB thn.1960-an yang mengatakan POLITIK ITU DINAMIS. Dinamis berarti kebijakan, tokoh, dan partai politik bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Pemimpin yang dianggap ideal hari ini belum tentu relevan di masa depan, begitu pula sebaliknya.
Golkar diciptakan bukan untuk kalah, katanya lagi. Saat mengikuti Pemilu pertama kali thn.1971, Golkar menjadi pemenang: 62,8% suara (236 kursi DPR), Nahdlatul Ulama (NU) -18,6% suara (58 kursi), PNI – 6,9% suara (20 kursi DPR), Parmusi – 5,3% suara (24 kursi), Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) – 2,3% suara (10 kursi).
(Red-01/Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


