Koranprabowo.id, Politik :
Tumben dalam beberapa hari ini kasus Ijasah Jokowi yang telah diputuskan Bareskrim (22/5) lalu adalah ‘asli’, sontak membuat dunia medsos sepi. Mungkin Roy Cs sedang mempersiapkan jurus baru agar bagaimana mereka tidak dipenjara?, may be yes, may be no. ‘Ehehe.
Sebagai relawan yang dasarnya memang Relawan Jokowi ada dua hal yang tercatat dalam ingatan dan agak sulit dilupakan. Check it dot.
KESATU – Baik dalam Pilpres, Pilkada, Pileg hingga pemilihan ketua RT pun identik dengan ‘Politik yang menghalalkan segala cara’, yang mengabaikan etika demi kepentingan pribadi atau golongan; janji palsu, politik uang, manipulasi informasi, hingga fitnah sudah tidak aneh lagi.

Teman teman relawan dimana saja berada,
Tahun 2023 lalu, Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) disebuah cara mengatakan jika ‘Jokowi itu Firaun’ dan Menko Maritim dan Investasi – Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Haman. Sontak ini menimbulkan kegaduhan hingga kemudian Mantan Ketua Umum PBNU – KH Said Aqil Siraj, saat itu tampil membela Jokowi. dan mengatakan, “Jokowi masih kuat dalam syahadatnya maka tidak layak disamakan dengan Firauan yang kafir”

Tentu saja ini kemudian menjadi alasan untuk para Jokowi hatters ikut nimbrung, termasuk Ida fitri – 44 thn (ida Konveksi) warga Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar yang mengunggah gambar ‘Jokowi Firaun’ tersebut diatas juga gaduhnya para pembenci Jokowi di medsos lainnya , semua ‘meng-iyakan’ Cak Nun. Tidak lama kemudian Ida Fitri ini ditangkap Satreskrim Polres Blitar Kota dan ditetapkan sebagai tersangka karena melanggar UU ITE dengan ancaman 6 tahun penjara.

Tidak lama muncul video permintaan maaf Cak Nun (18/1/2023) atas kegaduhan itu, yang lucunya, tanpa menyebut nama Jokowi dan Luhut . Dia hanya minta maaf kepada Allah, pihak yang dirugikan dan Keluarganya.
Saat Cak Nun sakit dan dirawat di RSUP Sarjito – DIY (9/8/2023), Jokowi datang membesuknya hingga 15 menit lamanya ditemani ibu Iriana.Memang beda kenegaraan Jokowi ini, Eheheh.

Teman teman relawan dimana saja berada,
Hal yang KE-DUA – Secara etimologi, Imam Mahdi merupakan gelar seperti khalifah atau amirul mukminin. Sejumlah ulama memberikan pengertian bahwa Imam Mahdi adalah sosok pemimpin mulia yang menegakkan keadilan di akhir zaman. Namun bukan seorang nabi, melainkan khalifah yang memiliki kemampuan memimpin.
Salah satu ciri Imam Mahdi sebagaimana disampaikan HR. Abu Daud memiliki ciri fisik berupa hidung mancung dan dahi yang lebar. Hal ini seperti yang ada dalam HR. Abu Daud.
Dan dalam sebuah acara di Pesantren Dunia Jagat ‘Arsy, Komplek Nusaloka BSD, Tangerang Selatan, Sabtu (12/08/2023). Ulama asal Jawa barat – Muhammad Abdul Gaos SM (Abah Aos) memberikan jimat untuk jihad perjuangan berupa rambut dirinya kepada Anies Baswedan sebagai Bacapres thn.2024, mengeluarkan maklumat agar memenangkan Anies Baswedan.
Dan menegaskan bahwa Anies Baswedan adalah ‘Imam Mahdi’ yang berani melawan Dajjal. Oleh karena itu, untuk melawan Dajjal diperlukan kekuatan lahir dan batin. Sontak pula ini menimbulkan kegaduhan , pro-kontra.
Diantara tanggapan dari KH Cholil Nafis, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Da’wah, yang memberikan tanggapan kritis dengan mengatakan ceramah Abah Aos dapat memperkeruh suasana pemilu. Apalagi dengan penggunaan agama sebagai alat untuk merendahkan lawan politik dan menyebut tindakan tersebut sebagai tidak etis. Kiranya ada cara yang lebih beradab dan objektif, tanpa melibatkan unsur agama untuk kepentingan politik.
Termasuk adanya ‘roasting’ dari komunitas komika, kalau pun waktunya telah lama namun ini ‘kegaduhan’ masih muncul hingga tgl.11 Maret 2024 , yang mengatakan jika Anies memang Imam Mahdi mengapa bisa kalah oleh Prabowo?
https://www.instagram.com/erza1v2/reel/C4WqmHIyEQm

Julukan Imam Mahdi untuk Anies Baswedan saat itu pastinya menuai berbagai reaksi dari netizen. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk penghormatan, ada juga yang menganggapnya sebagai bentuk penistaan. Beberapa netizen bahkan membuat meme dan parodi tentang julukan tersebut.

Selain Imam Mahdi, sebelumnya Anies selaku Gub.DKI Jakarta lalu juga mendapat julukan Wan Aibon, meniru julukan Wan Abud – yang merujuk pada ditemukannya alokasi Rp. 84 miliar dalam perencanaan anggaran Dinas Pendidikan DKI Jakarta khususnya ada anggaran pengadaan lem Aibon yang tak jelas peruntukannya.
(Red-01/Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
https://koranjokowi.com/embed/#?secret=05l7RkUXU6#?secret=Hq6575Vd85
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


