Koranprabowo.id, Internasional :
Kemarin (21/3) saya berdiskusi dengan PimRed tentang Maroko, kemudian saya ambil kesimpulan dan catatan atas hal ini. Semoga ada manfaatnya untuk para pembaca Koranprabowo.id.
1.Maroko adalah sebuah kerajaan Islam di Afrika Utara ,pernah dijajah oleh Prancis dan Spanyol pada tahun 1912 – 1956. Maroko disebut sebagai Negeri Magribi oleh bangsa Arab karena nama arab negara ini adalah Al-Maghrib Al-Aqsa yang berarti “barat yang ekstrem”. “Magribi” sendiri secara harfiah mempunyai arti “tempat matahari terbenam” atau “barat” . Kemudian merdeka thn.1956, Indonesia adalah negara pertama di Asia Afrika yang mendukung kemerdekaan Maroko.
2.Hingga tahun 2024 lalu, jumlah penduduknya lebih dari 33,8 juta jiwa dan ber-Ibu kotanya Rabat dan kota terbesarnya adalah Casablanka/ Kasablanka. Penduduk Maroko lebih sedikit dari Jawa barat – 50 juta, Jawa timur 42 juta dan Jawa tengah 37 juta, namun lebih banyak dari Sumatera utara 15,6 juta jiwa.

3.Hubungan baik Maroko telah dimulai sejak jaman Presiden Sukarno, khususnya sejak mendirikan Konferensi Asia Afrika thn.1955 lalu. Bahkan nama Sukarno diabadikan sebuah nama jalan di Rabat dan beliau diberikan juga anugerah bintang tertinggi Maroko, Ordre Tu Trone.
Beliau juga diundang datang ke Maroko melalui Kota Rabat, Maroko, pada 2 Mei 1960 kemudian bertemu dengan Raja Maroko saat itu, Mohammed V. Sekaligus peresmian nama jalan Soekarno di kota Rabat, “Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno” (sekarang jalan Rue Maroko)


4.Bagi Maroko, Sukarno adalah simbol perlawanan negara Islam terhadap praktek kolonialisme dan imperialisme khususnya dalam mendukung kemerdekaan negara-negara di Afrika

Raja Mohammed V yang memerintah Maroko pada 1957-1961
Indonesia pun ikut menamakan nama jalan di Jakarta dengan nama Jalan Casablanca (nama kota metropolitan di Maroko).

Jalan Casablangka Jakarta ini meliputi Kampung Melayu dan Kuningan, panjangnya 1,6 km dan melalui 3 kelurahan; Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, Kuningan Timur, Setiabudi, Jakarta Selatan dan Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dan diresmikan penggunaannya pada tahun pertengahan 1996/1997.
5.Raja Mohammed V dan rakyat Maroko mulai ‘kepincut’ dengan Sukarno karena berani melawan Amerika dan sekutunya terutama setelah KAA 1955 dan Pidato di PBB yang berjudul “To Build the World Anew” , 30 September 1960 di New York, Amerika Serikat tepatnya saat Sidang Umum PBB ke-15. Dimana kemudian Pidato ini diakui UNESCO sebagai salah satu Memory of the World (MoW) atau Memori Dunia.

Di pidato ini disampaikan bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai manifesto intelektual, politik dan ideologi yang bersifat internasional, dan himbauan kepada negara – negara dimana saja agar berani melawan praktek bangkitnya kemerdekaan di negara Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
6.Demikian halnya Sukarno ‘kepincut’ dengan Raja Mohammed V karena dianggap sebagai simbol perlawanan Raja Islam thn.1927 – 1961 terhadap penjajahan Prancis yang banyak merugikan Maroko dimana perlawanan ini melibatkan seluruh rakyat Maroko sebagaimana konsep Hankamrata yang digagas Sukarno melawan Belanda.

7.Sejak itulah hubungan dagang Indonesia Maroko pun berjalan baik khususnya karena Maroko memberikan bebas visa bagi WNI ke Maroko dan Berbagai produk unggulan Indonesia yang diekspor ke Maroko, antara lain garmen, karet, kelapa sawit, kopi dan teh. Sementara itu, untuk impor yang terbanyak dari Maroko adalah produk fosfat karena bahan pupuk asal Maroko ini terbaik di dunia.
8.Era Presiden Jokowi, realisasi investasi Maroko di Indonesia masuk peringkat ke-62 dari 136 negara dunia, dengan nilai investasi USD.0,7 miliar khususnya di sektor industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya
(BDG/Foto.ist)







