Koranprabowo.id, Jadoel :

Diluar pro-kontra berapa lama Belanda menjajah Indonesia, yang dilupakan banyak orang Belanda tidak hanya menguasai tanah dan kekayaan Indonesia, tapi juga mengatur status sosial masyarakat kita dengan sistem yang sangat diskriminatif?

Karena Belanda membagi penduduk Hindia Belanda (Indonesia) dalam 3 (tiga) golongan besar:

1. Golongan Eropa – Termasuk orang Belanda, orang Eropa lainnya, bahkan orang Indo (campuran Eropa dan Indonesia).

2. Golongan Timur Asing – Biasanya orang Tionghoa, Arab, dan India. Mereka punya hak yang sedikit lebih baik daripada pribumi.

3. Golongan Pribumi – Orang Indonesia asli, yang dianggap paling rendah. Haknya terbatas, akses pendidikan dan hukum sangat terbatas.Golongan ni kerap disebut sebagai ‘pribumi.

Penggolongan ini bukan cuma soal status sosial, tapi juga berpengaruh besar terhadap pendidikan, hukum, dan pekerjaan. Akibatnya? Rakyat Indonesia sulit berkembang dan dipaksa untuk selalu “patuh” pada sistem yang tidak adil. Bayangkan… di tanah sendiri, kita dianggap “kelas terendah”.

Sejarah ini penting untuk dikenang, supaya kita sadar betapa pentingnya persatuan dan harga diri bangsa. Jangan biarkan sejarah kelam ini terulang dalam bentuk yang berbeda.

Awalnya, Belanda datang dengan misi perdagangan. Namun, setelah berada di Pulau Jawa, Belanda merasa banyak diuntungkan dan akhirnya dibentuklah kongsi dagang Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC) pada 1602. Pada masa ini, bangsa Eropa terus memperebutkan wilayah Jawa dengan niat menjajah dan menguasai segala sumber dayanya. Termasuk bangsa Inggris dan Prancis yang juga ikut datang ke Pulau Jawa.

Untuk menghindari penderitaan ini, banyak orang Jawa yang akhirnya berbondong-bondong ingin bekerja di luar wilayah Nusantara. Beberapa yang berhasil adalah buruh kontrak untuk perusahaan dagang Belanda di Suriname. Pada 1890, sekitar 30.000 imigran asal Jawa yang terikat kontrak dan bebas, akhirnya tiba di Suriname. Ini yang membuat di kemudian hari, terdapat banyak keturunan Jawa yang ada di Suriname.

Untuk kebutuhan militer, Belanda pun bekerja sama dengan Spanyol, Inggris dan Portugis ‘menyamarkan’ budak sebagai tentara pribumi antara thn.1800-an salah satunya bernama ‘JAYENGSEKAR’, “jayeng” berarti kemenangan atau kejayaan, dan “sekar” berarti bunga dimana pasukan ini gabungan dari berbagai wilayah seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, Gresik, Surabaya, hingga Sumenep. Selain menjaga gudang, perkebunan juga Anyer-Panarukan dengan berseragam biru, bersenjata kelewang dan pistol, serta berkuda. Dan kemudian secara perlahan sebagai cikal bakal pasukan elite Marsose dalam Perang Aceh, dsb.

(Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?