Koranprabowo.id, Kepala’Daerah :
Pada zaman dahulu Kota Medan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Dalam sejarah berdirinya kota Medan, tidak terlepas dari sosok GURU PATIMPUS SEMBIRING PELAWI .

Tahun 1590-1860 , selain rawa juga merupakan hutan rimba dan di sana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Disini pula Guru Patimpus , membangun dengan dibantu beberapa pengikutnya. Setelah mulai maju, pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Kalau pun mendapatkan perlawanan rakyat karena Belanda ‘diktator’, perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

“Medan Putri” posisinya strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting. Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini untuk menanam lada.

SIAPA GURU PATIMPUS SEMBIRING PELAWI ?
Beliau lahir di Aji Jahe, Taneh Karo, tahun 1540-an, dikenal sebagai pendiri Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia, yang diambil dari kata “madan” yang berarti “sembuh” dalam bahasa Batak Karo.
Sebelum Guru Patimpus Sembiring Pelawi memeluk agama Islam, ia adalah seorang yang mempunyai kepercayaan Pemena. Kemudian menikah dengan seorang putri Raja Pulo Brayan dan mempunyai dua anak laki-laki, masing-masing bernama Kolok dan Kecik.

Setelah menikah, Guru Patimpus Sembiring Pelawi dan istrinya pun membangun Kampung Putri menjadi Kampung Medan. Tanggal kejadian ini 1 Juli 1590, yang juga hari wafatnya beliau yang kini dirayakan sebagai hari ulang tahun Kota Medan. Beliau dimakamkan didesa Lama, Kec. Hamparan perak, Kab. Deliserdang , tepatnya di tengah ladang warga

‘Semoga bermanfaat.
(Foto.Repro/ist)








