Koranprabowo.id, OPINi:

Bung Karno tak hanya lihai berpolitik. Ia ternyata juga begitu cinta dengan budaya Indonesia. Dalam pidato peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1964 berjudul Tahun Vivere Pericoloso (Tavip), Bung Karno menyampaikan konsepsi Tri Sakti. Tiga modal penting dalam hidup bernegara yang tengah menghadapi bahaya yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya. Konsepsi yang terakhir ini jarang dikupas secara mendalam.

Malam ini (12/2) dalam komunikasi dengan PimRed saya diminta untuk menulis tentang ini dalam adat Batak (Sumatera-utara) apalagi PimRed meminta kirim foto saya dan keluarga dalam pakaian adat Batak. Dalam hati saya, hmmm. ..pasti ada pesan khusus yang akan disampaikan PimRed melalui Koranprabowo.id.

Saya gaskeun saja dengan konsep ‘ Dalihan Na Tolu , satu falsafah agung suku Batak yang sudah dipraktikkan sejak kepemimpinan para Raja Batak dan diwariskan kepada generasi saat ini. Dimana sedehananya berarti kedudukan laki-laki yang lebih utama, sehingga mengharuskan perempuan ketika sudah menikah harus mengikuti suami dan menjadi anggota kerabat suami termasuk keturunannya.

Dalihan Na Tolu dilambangkan dengan tungku sederhana untuk memasak yang terdiri dari tiga buah batu yang sama-tinggi. Jika salah satu batu lebih tinggi atau lebih rendah, maka tidak ada kesejajaran dan tidak dapat digunakan untuk memasak.

Tiga tungku ini memiliki makna adanya tiga hubungan kekeluargaan, yakni Hula-hula, boru dandongan tubu. Lebih lanjut, isi dari Dalihan Natolu sebagai berikut. Kesatu, Somba Marhula-hula,somba diartikan sebagai “sembah”, tetapi dalam konteks ini lebih tepatnya diartikan “hormat”, jadi hormat kepada Hula-hula. Dalam adat Batak Toba, Hula-hula merupakan keluarga dari pihak marga istri.

Suami menyebut Hula-hula sebagai Raja. Karena itu, ada ungkapan dalam adat Batak “Boru niRaja” yang artinya Putri Raja, karena memang dari dasarnya suku Batak itu adalah keterununan dari Raja-raja Batak terdahulu. Hula-hula menempati posisi paling dihormati dalam kebudayaan adat Batak karena mereka adalah sumber hagabeon/keturunan.

Kedua, Elek marboru, elek mempunyai arti membujuk atau lemah lembut, elek marboru artinya membujuk/lemah lembut kepada boru atau anak perempuan maupun keluarga yang memperistri anak perempuan. Dalam adat Batak, boru memiliki tingkatan yang paling rendah sebagai “parhobas”atau pelayan. Posisi boru tidak memandang status, baik dia kaya maupun seorang pejabat, mereka harus “marhobas” atau melayani dalam suatu acara adat Batak. Meskipun demikian, kita harus membujuk, melindungi ataupun lemah lembut kepada boru, karena jika mereka tidak ada, maka suatu acara adat tidak akan dapat terlaksana.

Ketiga, manat mardongan tubu, manat mempunyai makna hati-hati dan dongan tubu adalah teman semarga. Dongan tubu merupakan saudara laki-laki semarga dengan kita, seperti marga Sihombing, dst. Secara harfiah, dongan tubu dapat diartikan teman lahir, artinya lahir dari perut yang sama, seperti seorang kakak dan adik yang ada di satu keluarga, hubungan mereka sebagai saudara sangat erat.

Namun bisa saja terjadi konflik yang akan menimbulkan keretakan. Sebuah pepatah klasik mengatakan “Hau na jonok do na boi marsiososan”, artinya kayu yang dekatlah yang dapat bergesekan. Jadi, orang-orang terdekat kita yang bisa mendatangkan konflik karena berbagai kepentingan dan kesalahpahaman.

Dalihan na Tolu tetap dan wajib dijunjung-tinggi oleh masyarakat Batak Toba sejak dulu hingga sekarang baik mereka yang hidup diperkampungan maupun perkotaan. Besar harapan, walaupun telah terjadi gempuran terhadap nilai-nilai budaya akibat globalisasi, namun generasi Batak saat ini tetap menjaga, mempraktikkan dan,merawat budaya Dalihan na Tolu, sebab melalui cara ini masyarakat Batak akan tetap Marsipasangapan (saling hormat-menghormati).

Saya tidak tahu apakah Pimred dan pembaca menyukai tulisan ini?

(MS/foto.ist)

https://koranprabowo.id

HOME

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

@koranjokowi.com

@koranjokowi

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://koranprabowo.id

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?