Koranprabowo.id, KepalaDaerah :
Sampai saat ini Kabupaten Bogor telah dipimpin oleh 15 Bupati, 2 diantaranya adalah perempuan ( Nurhayati thn. 2015-2018 dan Ade Yasin thn. 2018-2022), yang pertama adalah Mister Ipik Gandamana thn. 1948-1949). Beliau bernama asli Raden Ipik Gandamana Suwaminata lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 30 November 1906. Awalnya sebagai Mantri Polisi di Cikijing dan Mantri Kabupaten Jakarta pada tahun 1931. Pada tahun 1942, ia menjadi Camat Cibeureum di Tasikmalaya, lalu Wedana di Ujungberung, Bandung. Beliau sipil.

Saat itu suasana politik Kabupaten Bogor sedang ‘tegang’, Belanda gencar sweeping pejuang hingga lubang semut. Maka diperlukan ‘orang kuat, orang profesional dan orang tahu medan’. Kalau pun Ipik dekat dengan Belanda dan diimingi jabatan tinggi, dia menolak termasuk menjadi Patih Bogor. Ipik demikian kagum kepada sosok Presiden Sukarno. Tegas, keras dan pembela NKRI.
Ipik ditemani salah satu ‘intelnya’ yaitu Hj.Nani Karmawan (adik kandung Jenderal TNI Ibrahim Adjie – Pangdam Siliwangi thn. 1960-1966, yang dikenal sebagai Loyalis Pres. Sukarno) untuk membaca situasi politik disana, namun kegiatannya itu akhirnya diketahui oleh pihak Belanda, dan Hj.Nani Karmawan ditangkap Belanda dan diinterogasi dengan berbagai tekanan dan siksaan. Dan Ipik diasingkan ke Jasinga, Bogor dengan pengawalan ketat.

Saat dalam pengasingan, melalui Hj. Nani yang dibebaskan bersyarat Ipik menerima tugas lagi dari Pres.Sukarno untuk menyusun pemerintahan darurat Kabupaten Bogor dan beliau ditetapkan menjadi Bupati Bogor thn.1948, kemudian diangkat lagi untuk merangkap sebagai Bupati Lebak, Banten, Gub.Jabar thn. 1956–1960 , mendirikan Universitas Padjadjaran. Menjadi Mendagri & Otda thn.1959–1964 Ipik wafat pada 6 September 1979 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.

“Kalaupun Sunda, beliau tegas, keras, egaliter seperti orang Batak. Sosok ini saya temui juga di Bang Ali saat memimpin Jakarta dengan baik. Jenderal AH.Nasution , orang Batak yang jadi Pangdam Siliwangi thn.1946-1948, “, kata PimRed melalui seluler (1/5/) lalu

Masih kata PimRed, jika jumlah Bupati Bogor sejak thn.1948 – 2024 berjumlah 15, mengapa belum ada bupati yang berasal dari suku/etnis Batak?, padahal jumlah penduduknya lebih dari 5,6 juta tersebar di 40 kecamatan, 19 kelurahan, dan 416 desa. Kabupaten Bogor juga dikenal sebagai kabupaten dengan penduduk terbanyak di Indonesia. Nah, mengapa suku Batak tidak ambil peluang, Bagi saya pernyataan ini sekaligus pertanyaan PimRed kepada saya.

Memang benar, Kabupaten Bogor merupakan daerah penyangga Ibu Kota DKI Jakarta. Wilayah yang sejak jaman kerajaan memang salah satu gerbang barang, jasa dan ekonomi di wilayah Jawa Barat.
Di tahun 2024 penduduk kab.Bogor dihuni 69% suku/etnis Sunda ,sisanya 21% adalah Jawa, Betawi, Batak, Tionghoa, Madura, Sumbar, Bugis, dsb. Dibeberapa sumber disebut jumlah suku Batak disini lebih dari 12.000 orang, bahkan ada yang menjadi legislator/DPRD, SKPD/PNS dsb. Pertanyaannya PimRed benar juga, mengapa belum pernah ada Bupati/Wakil Bupati Bogor dari Suku Batak?, Bogor itu Indonesia. Bang Ali Sadikin orang sunda, Jokowi orang Solo namun mereka bisa pimpin Jakarta. Patut direnungi & diperjuangkan.

Era-kolonial sudah tidak jamannya, hak politik seseorang dilindungi dan diamanahkan UU. Tidak lagi bicara suku, agama, kaya , miskin dsb. Era generasi thn.1960 keatas harus didepan. Termasuk pemimpin kab.Bogor dan Capres/cawapres thn.2029 yad. Dang adong naso tarpatupa ni Debata – Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
“Mudah2an ada yang dari marga Sihombing ya Lae?”, tutup PimRed.
Saya bingung , harus manggut atau menggeleng.
(Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

