Koranprabowo.id, Istana & Kabinet :
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia, melalui Kedutaan Besar
RI (KBRI) Kuala Lumpur, telah mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Malaysia
terkait insiden penembakan yang melibatkan petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim
Malaysia (APMM) terhadap lima WNI. Para korban diduga merupakan pekerja migran
Indonesia yang berusaha keluar dari Malaysia secara ilegal.
Kejadian tersebut berlangsung di sekitar perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia.
Akibat peristiwa tersebut, seorang WNI tewas, satu lainnya kritis, dan tiga WNI
lainnya menderita luka tembak yang saat ini sedang mendapatkan perawatan di Rumah
Sakit Serdang, Selangor.
Nota diplomatik yang disampaikan oleh Kemlu RI meminta Pemerintah Malaysia untuk
melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini. Pihak Indonesia juga menuntut
klarifikasi mengenai dugaan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force)
oleh petugas patroli laut Malaysia.

Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menegaskan bahwa KBRI Kuala Lumpur
terus memantau perkembangan kasus ini dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada
korban, termasuk untuk mengunjungi jenazah dan memberikan dukungan kepada para korban
yang terluka. “Kami akan memastikan proses penyelidikan yang transparan dan adil
dilakukan,” ujar Judha dalam keterangan pers, Senin (27/1).
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI),
Christina Aryani, juga mengutuk keras tindakan penembakan tersebut. Meskipun korban
merupakan pekerja migran yang tidak sah, menurutnya, tindakan kekerasan seperti ini
tidak dapat dibenarkan. “Jika mereka ditemukan melanggar prosedur, seharusnya mereka
hanya ditangkap, bukan ditembak,” tegas Christina.
Pihak Kepolisian Selangor Malaysia telah menerima laporan terkait insiden ini. Tiga
korban yang selamat saat ini dirawat di Rumah Sakit Serdang, sementara satu korban
lainnya dirujuk ke Rumah Sakit Klang. Menurut Kepala Polisi Selangor, Hussein Omar
Khan, anggota APMM melepaskan tembakan setelah kapal yang dikendarai oleh lima WNI
menabrak kapal patroli Malaysia pada dini hari. Selain itu, dua orang dilaporkan
membawa senjata tajam berupa parang, yang diduga menyebabkan petugas merasa terancam.
‘Semoga semua baik-baik.
(Sonny Irwansyah/foto.ist)


