Koranprabowo.id, MBG :
Pro kontra yang terkait MBG – Makan Bergizi Gratis yang terus gaduh selama ini, lebih dominan kepada manajemen yang dilakukan Kepala BGN – Badan Gizi Nasional – Dadan Hindayana, jadi bukan kepada programnya. Ini perlu diklarifikasi juga oleh relawan khususnya kami di Koranjokowi.com dan Koranprabowo.id.
Dengan pernyataan Dadan bahwa kalau pun jumlah anak yang keracunan telah diatas 4.711 orang dianggap ‘wajar saja’ inilah awal mulanya. Maka wajar jika relawan meminta ada pergantian dimanajemen BGN salah satunya adalah ‘PECAT DADAN. Dia dianggap buruk dalam berkomunikasi sehingga menghapus kemuliaan dari program presiden tentang MBG ini dimata masyarakat.

Apalagi kemudian muncul protes dari wali murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Izzah Kota Serang, Banten, yang menyatakan keberatan terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Penolakan juga dilakukan pada keberadaan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan ditempatkan di lingkungan sekolah.
Mereka tidak setuju jika MBG ‘tetap diberikan’ kepada siswa SDIT Al Izzah. Menurut mereka, masih banyak sekolah lain di Kota Serang yang lebih membutuhkan program tersebut, sementara orang tua siswa SDIT Al Izzah dinilai sudah mampu membiayai kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Hal lain, keberadaan dapur MBG (SPPG) di sekolah, menimbulkan risiko karena banyak kendaraan keluar masuk ke area sekolah. Kantin dan fasilitas jadi makin sempit. Lalu lalang kendaraan juga menambah resiko kecelakaan. Dan potensi masalah sampah dan keamanan. Demikian kata mereka saat audiensi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang, Senin (29/9/2025).
Bahkan Ombudsman RI mencatat terdapat 34 kejadian luar biasa (KLB) keracunan MBG dengan ribuan korban kepada anak-anak sejak awal diluncurkan pada awal 2025 hingga saat ini. Ombudsman pun berharap dengan adanya KLB ini, BGN sebagai pihak yang menangani program MBG, dapat menjadikannya sebagai sebuah pelajaran, dan dapat membuat program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini, menjadi lebih baik.

Semoga Dadan tidak menanggapi lagi dengan kalimat, “Masih wajar”.Bandingkan saja dengan program bansos sejak era BLT, PKH – Program Keluarga Harapan, BPNT – Bantuan Pangan Non Tunai, dsb. Yang telah dipersiapkan dengan manajemen dan sistim yang baik selama ini , diawali ada syarat tertentu bagi para penerima, dsb. Apakah di MBG/BGN ada?, lalu bagaimana bisa salah sasaran seperti di SDIT Al Izzah ini?, jangan jangan masih banyak seperti ini?

‘Come on !
(Red-01/Foto.ist)