Koranprabowo.id, Parekraf :

Senang rasanya saat kami dari Koranprabowo.id dapat ikut serta mengkampanyekan obyek obyek wisata di Kab. Dompu, NTB. Karena memang kita tahu saat ini pemerintahan Presiden Prabowo tengah mengetatkan/efisiensi anggaran yang mana ini berdampak kepada sektor Parekraf di daerah-daerah termasuk PAD provinsi dan kabupaten Dompu.

“Kita harus ikut andil dalam program Parekraf nasional yaitu pencapaian target kunjungan wisman sekitar 14 juta – 16 juta wisatawan mancanegara dengan asumsi income sekitar USD.14 miliar atau Rp. 2,1 triliun. Tahun 2024 PAD Prov. NTB mencapai Rp.3,3 triliun, untuk realisasi Parekraf Kab.Dompu masih sekitar Rp. 825 miliar dari target Rp. 1,19 triliun. menandakan masih banyak tantangan dan peluang di tahun 2025-2029 yad, biarkan apa yang kita sampaikan ke masyarakat sebagai ‘snaw-ball, bola salju dengan harapan ada perbaikan pola kerja semua pihak, sampaikan kalau pun pahit”, kata PimRed saat diminta tanggapan atas hal ini.

Hari ini (6/4) saya sengaja datang ke obyek wisata PANTAI RIA , di Dusun Ria, Desa Riwo, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, NTB. Yang pengunjungnya semakin hari semakin sedikit. Kalaupun tidak diberlakukan tiket.

Suasana pantainya oke, kalau pun perlu peningkatan perawatan kebersihannya. Pantai ini sangat menawarkan pemandangan laut yang dikelilingi oleh bukit pegunungan, di pantai ini juga biasa digunakan oleh para nelayan untuk menyandarkan kapal mereka seusai melaut. Pasalnya, di sekitar Pantai Ria tidak terdapat dermaga khusus.

Seorang warga initial R kepada Koranprabowo.id menyampaikan harapannya selain perlu digencarkannya kampanye obyek wisata ini juga hendaknya para pengunjung menjaga kebersihan lebih – lebih terhadap lingkungan hidup seperti pohon pelindung. “Juga tentang penataan dan tata lingkungan di pantai Wisata Ria ini perlu dimaksimalkan termasuk fasilitas seperti saung/pondok/gazebo, toilet, mushola, UMKM dan tempat sampah, dsb”, tutupnya.

Oh ya teman jangan sampai tertukar dengan TAMAN RIA ya, kalau yang ini adalah sebuah taman Kota Bima dengan luas lebih dari 111.600 meter persegi ini, konon ribuan tahun silam pernah menjadi pelabuhan Bima karena di atas bukit itu ada sebuah batu besar yang dipercayai sebagai jelmaan seorang perempuan yang menunggu kedatangan suaminya dalam Legenda Wadu Ntanda Rahi yang ditulis Alan Malingi. ‘Wallahualam bishowab.

(Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

HOME

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?