Dalam beberapa sumber disebut, Probolinggo yang ada hubungannya dengan cerita kuno, yaitu jatuhnya sebuah benda bercahaya (meteor). Tempat jatuhnya benda tersebut oleh raja-raja dahulu dipilih sebagai tempat untuk mendapatkan perdamaian dan mengakhiri perselisihan.

Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk) raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama “Banger”, nama sungai yang mengalir di tengah daerah Banger ini. Banger merupakan pedukuhan kecil di bawah pemerintahan Akuwu di Sukodono. Nama Banger dikenal dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Pujangga Kerajaan Majapahit yang terkenal, yaitu Empu Prapanca.

Dalam mewujudkan ‘Probo Lingga’ tahun 2025-2029 , Pemkab Probolinggo khususnya Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo kemarin (30/1) menggelar rapat koordinasi (rakor) penyusunan program 100 desa wisata dan 100 event wisata.

Program ini merupakan bagian dari inisiatif besar yang diluncurkan oleh Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo terpilih dr. Muhammad Haris dan Ra Fahmi AHZ melalui 22 program unggulan yang dikenal dengan sebutan SAE (Sejahtera, Amanah, Religius dan Eksis Berdaya Saing). Salah satu program unggulan tersebut adalah SAE Wisata yang mencakup pengembangan 100 desa wisata, 100 event wisata dan pembentukan unit kesehatan wisata.

‘Apakah program SAE ini akan mampu menghapus simbol yang mengatakan jika Kabupaten Probolinggo menjadi daerah termiskin ke-4 di antara 38 kabupaten/kota di Jawa Timur.

‘Kita lihat bagaimana realisasinya.

(HA.Adim/foto.ist/Pantura7)

https://koranprabowo.id

HOME

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

@koranjokowi.com

@koranjokowi

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://koranprabowo.id

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?