Koranprabowo.id, KepalaDaerah :
Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatra. Pelabuhan Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah Pelindo (Dulu Pelabuhan Indonesia I). Berjarak sekitar 24 km dari pusat kota Medan dan berperan sebagai pusat perdagangan utama, baik ekspor-impor maupun perdagangan barang antar pulau menuju Sumatra bagian utara.

Cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan adalah Labuhan Deli. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatra Timur. Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli. Kemudian Belanda membangun dermaga Belawan lama hingga mencapai panjang 602 meter dan lebar 9-20 meter. Oleh Belanda, dermaga Belawan lama dipergunakan untuk sandar berbagai jenis kapal, baik kapal kargo maupun kapal panumpang. Pada tahun 1938, Pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan terbesar di wilayah Hindia Belanda (Indonesia)
Karena aktivitas Pelabuhan Belawan semakin meningkat, pada awal tahun 1980, pemerintah mulai menyusun rencana pembangunan terminal peti kemas di Gabion, Belawan. Pembangunan tersebut didanai oleh Bank Dunia. Hasilnya, terminal peti kemas Belawan mulai beroperasi pada tanggal 10 Februari 1985.

Awal tahun 2013, Pelabuhan Belawan mampu melayani arus bongkar muat peti kemas hingga 1,2 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) per tahun dan akan meningkat secara bertahap hingga mencapai 2 juta TEUs per tahun.
Tahun 2016 lalu, Presiden Jokowi marah atas durasi bongkar muat barang (dwell time) di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, yang masih jauh dari harapan. “Di Belawan masih tujuh, delapan hari. Mau bersaing kayak apa kita kalau masih tujuh, delapan hari, coba?. Pelindo I tidak bisa lagi menggunakan cara lama untuk menurunkan dwell time. Sudah lama ada informasi masuk ke saya di Belawan ada bentuk kecurangan. Cara main-main seperti itu sudah tidak bisa lagi. Ada delapan crane, tapi yang dijalankan hanya satu crane. Untuk tawar-menawar saja. Enggak bisa seperti ini lagi. Say minta hanya 2-3 hari itu pun terlalu lama” ujar Jokowi saat itu.

Kini era pemerintahan Presiden Prabowo dan Gubernur Sumut – Bobby Nasution kita belum mendengar ‘gebrakan’ baru di sini, kita tunggu atau kita biarkan?


Oh ya, tahun 2022-2023 lalu Menteri BUMN – Erick Tohir ‘kerap mengeluh’ Indonesia selalu rugi karena 95 persen kargo asal Pelabuhan Belawan tidak langsung menuju negara tujuan karena harus melalui Pelabuhan Singapura dan Malaysia.Praktek bernama ‘transshipment ini juga terjadi disebagian besar pelabuhan di Sumatra. Pelabuhan-pelabuhan Indonesia, katanya, hanya sebagai feeder dan ini menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Saya tidak paham apakah semua ini sudah ‘diberesi’ oleh Erick?
(Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


