Koranprabowo.id, LifeStyle :
Narsisisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (narcissist). Istilah ini pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos Yunani, Narkissos (Narcissus), yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya sendiri dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan akhirnya tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Orang ini cenderung memiliki rasa percaya diri yang berlebihan, membutuhkan pujian, dan merasa berhak atas perlakuan istimewa. Baik dilingkungan sekolah, kampus, pekerjaan, masyarakat, alumni dsb. seperti hubungan, pekerjaan, sekolah, atau masalah keuangan. Orang dengan gangguan kepribadian narsistik mungkin secara umum tidak bahagia dan kecewa ketika mereka tidak diberi perlakuan istimewa atau kekaguman yang mereka yakini pantas mereka dapatkan. Mereka mungkin merasa hubungan mereka bermasalah dan tidak memuaskan, dan orang lain mungkin tidak senang berada di dekat mereka.
Seseorang yang narsis biasanya terlihat memiliki rasa percaya diri yang sangat kuat, tetapi apabila narsisme yang dimilikinya sudah mengarah pada kelainan yang bersifat patologis, maka rasa percaya diri yang kuat tersebut dapat digolongkan sebagai bentuk rasa percaya diri yang tidak sehat, karena hanya memandang dirinya sebagai yang paling hebat dari orang lain tanpa bisa menghargai orang lain.Selain itu, seseorang dengan sifat narsis yang berlebihan memiliki kecenderungan untuk meninggikan dirinya di hadapan orang lain, menjaga harga dirinya dengan merendahkan orang lain saat orang lain memiliki kemampuan atau hal yang lebih baik darinya, bahkan tidak segan untuk mengasingkan orang lain untuk memperoleh kemenangan

Sebagian lagi mengatakan wanita narsis akan bicara tentang ekonomi , hiburan, kuliner, penderitaan dan kehidupan suskses, sedangkan pria lebih identik dengan ‘ke-heroannya.
Narsisme kolektif adalah jenis narsisme berlebih terhadap identitas grup atau kelompok pribadi yang menyatakan sebagai bagian dari komunitas atau perkumpulan sosial tersebut. Dibandingkan makna asli narsisme yang cenderung pada individualitas, narsisme kolektif bermakna sekelompok individu yang memiliki kecenderungan memuja kelompok mereka sendiri yang menimbulkan entitas narsisme.
Ciri-ciri orang dengan NPD:
Rasa penting diri yang berlebihan: Melebih-lebihkan prestasi dan bakat, serta berfantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, atau cinta ideal. Membutuhkan kekaguman: Membutuhkan pujian dan perhatian dari orang lain untuk mempertahankan rasa harga diri mereka. Kurang empati: Sulit memahami atau merespon perasaan dan kebutuhan orang lain. Rasa berhak: Memiliki ekspektasi yang tidak masuk akal tentang perlakuan istimewa. Manfaat orang lain: Memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri. Sombong dan arogan: Menunjukkan sikap atau perilaku yang angkuh. Sensitif terhadap kritik: Reaksi berlebihan terhadap kritik dan penolakan. Iri terhadap orang lain: Cenderung merasa iri terhadap pencapaian orang lain.

Penyebab Narsis’me tidak diketahui secara pasti, tetapi faktor lingkungan bisa memengaruhi perkembangan kondisi ini. Sebagan orang mengatakan narsis’me ini identik dengan depresi atau kecemasan.

Narsis’me modern identik dengan gadget/ media sosial , yang sebetulnya itu merupakan bagian dari Gangguan kepribadian narsistik (Narcissistic personality disorder/NPD), adalah suatu gangguan kepribadian dimana terdapat susunan jangka panjang dari perilaku abnormal yang dikarakteristikkan oleh perasaan berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan untuk penyanjungan dan kurangnya pemahaman perasaan orang lain. Tiada ja;an yang lebih manjur maka bawalah ke psikiater sebelum menjadi IDGJ – Orang dengan gangguan jiwa.
‘Hatur nuhun.
(Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


