Koranprabowo.id, BelaNegara :
Salam Anak Maluku dimana saja berada, melalui Koranprabowo.id ini saya mempunyai kepentingan untuk memperkenalkan satu sosok putra daerah Maluku , Komjen Pol Marthinus Hukom, SIK,Msi. yang kini menjabat selaku Kepala BNN sejak tgl.23 Oktober 2023 lalu dan dilantik langsung oleh Presiden Jokowi saat itu

Beliau kelahiran Ameth, Maluku Tengah tgl, 30 Januari 1969 , dengan segudang prestasi. Diantaranya menangkap Ali Imron – Teroris Bom Bali tgl. 12 Oktober thn.2002. Tercatat jumlah korban tewas sekitar 202 dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban merupakan WNA. Tidak membutuhkan waktu lama sekitar tgl. 4 Desember 2002 ,Ali Imron pun berhasil diciduk di Klaten, Jawa tengah.

Mantan Kadensus 88 AT Polri sejak 1 Mei 2020 – 2023 ini lulusan Akademi Kepolisian Lemdiklat Polri terbaik angkatan 1991 yang berbakat dan pengalaman dalam bidang Reserse. Program berhasil saat menjabat Kadensus adalah dalam menangani Nara pidana Teroris (Napiter) beliau melakukan dengan sangat human, dengan apa yang disebut sebagai De-Radikalisasi. Dimulai sejak seorang teroris ditangkap, dilakukan profiling bahkan ketika ada Napiter hendak bebas setahun atau setengah tahun sebelumnya dibuat program di mana tempat napiter tersebut akan bebas.

“Kita berikan penjelasan ke masayarakat. Sejak ketua RT,RW, Ulama dan masyarakat sekitarnya. Harapannya dari program De-radikalisasi masyarakat bisa menerima kembali mantan napiter tersebut kembali ke tengah masyarakat”, demikian beliau saat itu kepada media.
Dikala menjabat selaku Kepala BNN pun dalam waktu cepat berhasil ,diantaranya;
1.Pencanangan program prioritas nasional “Desa Bersinar” (berbasis sumber daya pembangunan desa) dan “Sekolah Bersinar” (pendidikan anti narkoba di kalangan remaja) dengan membentuk 344 Desa Bersinar yang di dalamnya terdapat 1.040 Keluarga Bersinar.
2.Terciptanya 1.135 Sekolah Bersinar yang melibatkan 2.073 guru/tenaga pengajar serta 1.873 pelajar yang dilatih BNN

3.Berhasil melaksanakan sosialisasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) kepada 9.908.291 orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
4.Merubah kawasan rawan tanaman terlarang melalui budidaya komoditi alternatif bersama stakeholder, telah dilakukan pada lahan seluas 983,2 ha dengan melibatkan 358 petani
5.Berhasil mengungkap 27 jaringan sindikat narkotika, yang terdiri dari 13 jaringan sindikat narkotika nasional dan 14 jaringan sindikat internasional.

6.Berhasil menyita dan memusnahkan lebih dari 710.980,59 gram sabu; 2.178.034,61 gram ganja; 1.077,69 gram ganja sintetis; 290.737,23 butir dan 138.404,29 gram ekstasi; 2.760 gram heroin; 4.335,34 gram kokain; 971.000 butir dan 2.800 gram PCC; serta 1.300 ml cairan prekursor narkotika. Sementara itu, dalam hal eradikasi lahan ganja yang tumbuh subur di wilayah Barat Indonesia, BNN telah melakukan pemusnahan terhadap 135.000 m2 lahan ganja dengan berat tanaman ganja basah mencapai 35,5 ton.

Teman teman, ada pepatah Ambon yang mengatakan ‘Orang Ambon parsis macang pohon sagu, tar bae di luar tapi barsi di dalang’, yang artinya orang ambon seperti pohon sagu, walaupun di luarnya tampak hitam dan menakutkan, namun pohon sagu di dalamnya terdapat saripati yang bersih

‘Gasken, Jenderal !
(Riva Hukom/Foto.ist)




