Koranprabowo.id, Imajiner :

“Sebagaimana kamu tahu bahwa saya pengusung anti kolonialisme dan kapitalisme. Maka saat mendengar ada 2 tokoh muda di Kuba yang melakukan itu, yaitu Fidel Castro dan Che Guevera maka besar keinginan saya bertemu mereka, apalagi mereka menamakan gerakannya sebagai REVOLUSI KUBA, demikian Presiden Ir.H.Sukarno (Paduka Yang Mulia) diawal pertemuan kemarin malam (24/4) di Istana Cipanas, Jawa barat. Padahal dari skedule ajudan, sudah disepakati saya hanya bertanya tentang kasus Try Sutrisno.

Revolusi Kuba terjadi pada 1 Januari 1959 dan menyita perhatian dunia. Fidel Castro dan Che Guevara adalah tokoh di balik revolusi terhadap rezim Presiden Kuba – Batista yang dianggap pro AS. Selama dipimpin Batista puluhan ribu rakyatnya dihabisi karena menolak menjadi sekutu AS.

Atas seijin Castro, Che Guevara datang ke Indonesia pada Juni 1959. Che kelahiran Argentina tgl. 14 Juni 1928 , masih kata Paduka, Che Guevara dikenal sebagai pejuang revolusi, dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer asal Argentina.

“Banyak orang tidak mengira jika Che adalah profesional karena dandanannya mirip rocker, mirip mirip vokalis Nirvana, Kurt Cobain”, kata Paduka sambil mengelus tambutnya yang pendek dan tertutup kopiah gantengnya. Paduka berseloroh, jika saja saat itu boleh presiden Indonesia berambut gondrong maka dia pun suka gaya itu, eheheh.

Pembicaraan terhenti, karena ajudan memberitahukan jika ada telepon dari Jokowi, Paduka pun pamit kedalam, Hampir 30 menit lamanya. Saat kembali Paduka menyampaikan jika Jokowi pamit hendak ke Vatikan melayat alm.Paus Fransisxus.

“Jokowi saat menjadi Presiden bersyukur dapat menerima beliau di Jakarta, saya pun pernah bertemu dengan beberapa Paus selama kunjungannya ke Vatikan. Dengan Paus Pius XII pada tahun 1956, Paus Yohanes XXIII pada tahun 1959, dan terakhir dengan Paus Paulus VI pada tahun 1964. Dunia angkat 2 jempol karena bisa bertemu ke-3 Paus. Prabowo waktu itu masih Menhankam ya. Semoga mereka diterima dalam Surganya Allah SWT, Tuhan YME”, kata Paduka kemudian melanjutkan tentang Che.

Kembali ke Che Guevera, kata Paduka Che memang di Indonesia hingga 2 hari lamanya, bahkan sempat berkeliling Candi Borobudur. “Sejarah menunjukkan bahwa para pemimpin muda tidak pernah mau diperalat oleh Amerika Serikat juga penentang kolonoalisme. Che meninggal pada 9 Oktober 1967 di Bolivia karena dihukum mati dengan cara ditembak”, mata Paduka terlihat layu menahan haru,

“Tanggal 13 Mei 1960, saya menemui Castro di Havana Kuba, sejak awal bertemu saya tahu dia begitu kagum dengan kopiah yang saya pakai. Kami pun bertuakaran, saya pakai topi dia, dia pakai kopiah saya. Dia sempat tanya mengapa saya selalu pakai kopiah, saya jawab Inilah yang menyatukan Indonesia”, kata Paduka. Castro pun manggut-manggut.

Masih kata Paduka, Castro pun bertanya tentang ‘tongkat komando’ yang kerapa dibawa. “Mister Presiden. Kenapa Tuan selalu bawa stick drum? Padahal dunia tahu, tuan bukan seorang drummer?”, Paduka tersenyum dan menjawab, “Hati-hati, kalau kamu pegang ini akan keluar jin”. Meledaklah tawa semua orang di istana Kuba saat melihat tingkah Castro mengelus-elus tongkat komando Paduka yang tentu saja tidak akan keluar jin. Sebelum pamit, Castro meminta oleh-oleh Kopiah yang dipakai Paduka, Paduka pun meminta topi yang dipakai Castro. Mereka pun tertawa.

Saya membiarkan Paduka kembali dalam kenangan jaman itu, karena beliau terlihat demikian bahagia. Maka saya pun tidak mau bertanya mengapa Try Sutrisno mau ikut tanda-tangan mengenai ‘pelengseran para Purnawirawan TNI kepada Wapres Gibran.

‘Ahahahah..

(Red-01/Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?