????????????????????????????????????????????????????????????

Koranprabowo.id, Daerah :

Pada abad ke-18 atas perintah Sultan Ahmad Najamuddin (1758-1776), Tumenggung Dita Manggala mendirikan pusat-pusat pengawasan penggalian timah yang dinamakan ‘pangkal’ yang tersebar di sejumlah wilayah Bangka. Keadaan ini menyebabkan tumbuhnya pemukiman- pemukiman baru yang salah satunya didiami oleh kelompok etnis Melayu. Yang tertua di Pulau Bangka terdapat di Kota Muntok, yaitu Kampung Tanjung, Muntok (Jiran Siantan). Dari Kota Muntok, persebaran pemukiman etnis Melayu kemudian ke arah lain di Pulau Bangka dimana terdapat pusat penambangan timah.

Sebelumnya juga, Sultan Mahmud Bahaduruddin I menikahi istri muda keturunan Tionghoa dari Johor-Siantan bernama Lim Ba Nio (Mas Ayu Ratu Zamna) dan di Muntoklah mereka menetap, sehingga menjelma sebagai pusat Pulau Bangka dan kemudian menjadi daerah yang spesial (khusus keluarga bangsawan)

Seiring waktu, kota itu dibuat lebih teratur dengan pemerintahan dan pembangunan yang pesat. Tokoh yang ditunjuk untuk mewujudkan harapan itu adalah Wan Akub, paman Zamnah. Ia ditunjuk sebagai kepala negeri dan kepala pertambangan timah di Bangka saat itu juga dengan cara mendatangkan kuli tambang Tionghoa dari Siam dan Chocin. Seketika produksi tambang timah meningkat drastis.

Kesultanan memperkerjakan orang-orang Tionghoa bukan tanpa alasan. Selain lebih disiplin dan bertenaga kuat ketimbang pribumi, mereka mempunyai sistem kolong pada penambangan. Mereka membawa teknologi pacul yang belum dikenal oleh orang-orang pribumi pada 1733.

Kota Muntok berdiri pada tanggal 7 September 1734 Masehi. Pertimbangan ini didasarkan pada perintah Sultan Mahmud Badaruddin I kepada Wan Akup pada September tahun 1734 untuk membangun 7 (tujuh) bubung rumah di daratan sebuah tanjung yang terletak di kaki Menumbing dengan nama Muntok.

(Foto.ist)

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?