Koranprabowo.id, MICE :
“Fastabiqul khairat” adalah ungkapan bahasa Arab yang berarti ‘Berlomba-lomba dalam kebaikan’, sebagaimana disampaikan dalam Surat Al-Baqarah ayat 148 yang intinya memerintahkan umat Islam untuk meraih rida Allah, mendapatkan balasan pahala di akhirat, dan menjadikan hidup lebih bermakna. Ini catatan / notulen pertama saat rapat panitia LOMBA FILM PENDEK ANTAR SANTRI SE-JAWA BARAT THN.2025 (LSF-ASJB2025), di Pesantren Buntet, Cirebon, Jawa barat.

Yang ke-2 adalah SANTRI MILENIAL. Sangat sedikit kelompok relawan yang perduli terhadap adanya upaya Pemerintahan Presiden Prabowo – Wapres Gibran RR yang serius mendukung pengembangan potensi santri/wati pesantren sebagai Agent of change (Agen Perubahan) di sektor Parekraf Nasional. Maka merupakan kebanggaan dan tantangan saat Gus Faris pimpinan pesantren Nadwatul Ummah , Buntet Cirebon bersedia ‘berkolaborasi’ dengan kami ,KOmunitas RelawAN Prabowo(Koranprabowo) dalam event LSF-ASJB2025 November 2025 mendatang.

KH. Faris Fuad Hasyim (Gus Faris)
Pesantren Nadwatul Ummah merupakan pesantren tertua/ lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia. dengan jumlah santri dan alumninya lebih dari puluhan ribu , berdiri sejak tahun 1750 M dan berada di Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon itu masih tetap eksis dan menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia.

Hingga akhir tahun 2024 lalu, ada 39.043 pesantren di dalam negeri dengan jumlah santri lebih dari 4,08 juta santri. Dan jumlah pesantren paling banyak berada di Jawa Barat, yakni 12.121 unit. Posisi kedua ditempati Jawa Timur dengan 6.744 pesantren.
Atas hal ini, maka Presiden Jokowi tgl. 15 Oktober 2015 melalui Keppres No.22 Tahun 2015 menetapkan Hari Santri Nasional, dan pada rapat ini pula kami mempunyai semangat yang sama untuk melahirkan ‘SANTRI MILENIAL’, dimana para santri nasional didominasi usia muda (Milenial/GenZ) yang juga akrab dengan media sosial serta memiliki wawasan global yang juga tetap memegang teguh prinsip ‘adab, tawadhu dan keikhlasan’.

Usai rapat, kami (Saya, Sinyo, Mas Usuf, Mas Fahmi dan Mas i’o) pun menuju ziarah/nyekar makam Sunan Gunung Jati (Sayyid Al-Kamil / Syarif Hidayatullah) seorang Walisongo thn.1448 – 1968 yang dikenal banyak karomahnya; ulama besar, ahli politik, ahli strategi perang, menguasai 99 bahasa, mampu berjalan diatas laut, dsb.
Beliau juga termasuk salah satu tokoh berdirinya Kasultanan Banten dan menggunakan pendekatan sosial budaya untuk dakwahnya, sehingga ajarannya dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat. Beliau, sang Waliallah (Waliyulah) wafat tgl. 19 September 1568 (120 thn) dan dimakamkan di puncak Bukit Sembung yang khusus didirikan di pinggiran kota Cirebon. Makam Sunan Gunung Jati hingga saat ini masih kerap dikunjungi masyarakat yang ingin berziarah dan menjadi salah satu tujuan wisata religi di Pulau Jawa termasuk sejak lepas malam dan menjelang sholat subuh.

Beliau adalah putra dari Ayah (Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam – dari Mesir) dan ibu (Nyai Rara Santang – Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi Raja Pajajaran) , berarti beliau adalah cucu Prabu Siliwangi telah masuk Islam usia 22 thn saat menikahi Nyai Subang Larang yang kemudian mempunyai anak ; Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana), Nyai Rara Santang, dan Prabu Kian Santang. Saat remaja Prabu Siliwangi bernama sebagai Prabu Pamanah Rasa / Prabu Jaya Dewata.
Ke-Islaman beliau tercatat dalam Buku Carita Purwaka Caruban Nagari, yang ditulis Pangeran Arya Cirebon (1720), Prabu Siliwangi masuk Islam saat hendak menikahi Nyai Subang Larang.Sebagaimana kemudian diperkuat oleh NU melalui Bambang “Ciras” Sudarsono – Ketua Pengurus Cabang Lesbumi NU Bogor thn.2014 lalu.
Teman teman relawan dimana saja berada, saat kami meninggalkan makam menuju area parkir menjelang adzan subuh, saya berbisik ke Mas Usuf apa arti warna ‘ungu’ sebagaimana terlihat dalam pupil mata saya saat pengajian tadi. “Kesempurnaan, bang”.
Allahu Akbar, alhamdulillah, Insyaallah.

Kami meyakini jika kami harus mampu menjadi pewaris semua yang diajarkan Waliallah, Sunan Gunung Jati diera milenium ini melalui ‘Konsesus Kebangsaan , mengamalkan Pancasila,UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Salah satunya melalui Gus Faris dan LSF-ASJB2025 mendatang.Insyaallah.
BERSAMBUNG
(Red-01/Foto.ist)

[Lomba Film Pendek Santri Jabar 2025 “PERAN SANTRI DALAM ASTACITA TAHUN 2024-2029” resmi dibuka] , Kami dari Tim Lomba Film Pendek Santri se-Jawa Barat 2025 dengan bangga mengundang kalian semua untuk bergabung dalam ajang kreatif ini!
Tunjukkan bahwa film bukan cuma soal estetik, tapi juga bisa jadi alat perubahan di era digital.
Buktikan bahwa kreativitasmu layak dilihat, didengar, dan dihargai!
Kenapa harus ikut?
Total hadiah JUTAAN RUPIAH
E-sertifikat eksklusif untuk seluruh peserta
Contact Us :
Raudlatul Jannah – 085842600232 :: I’o Tarzuki – 085272192220 :: Ust.Ahmad Fahmi – 08996487514
More Info :
Instagram @fps_official_2025