Koranprabowo.id, Unik :
Bangga dan terharu saat teman teman Koranprabowo.id Prov. Jabar 2 tengah merajut dan progress event ‘Lomba Film Pendek Antar Santri Se-Jawa Barat Thn.2025’ , yang merupakan kolaborasi edukasi, reliji dan entertainment antara Koranprabowo.id dan Pesantren Nadwatul Ummah, Buntet, Kab. Cirebon pimpinan KH. Faris Fuad Hasyim (Gus Faris). Ulama kharismatik, bersahaja dan entertainer. Kesederhanaannya akan berubah 1000% saat beliau telah berdiri di mimbar dan berhadapan dengan ribuan jamaahnya. Orator Pancasilais ini mewarisi Singa Podium ayahanda, alm. KH Fuad Hasyim dan kakaknya, K.H. Muhammad Abbas Billy Yachsy, (Gus Abbas Buntet) – Ketua Umum PWI-LS (Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah)
Dimana pun Gus Faris berada beliau senantiasa meyakinkan jamaah tentang konsensus kebangsaan yang diterima oleh para kiai dan para ulama NU yaitu empat pilar kebangsaan : … Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI yang mana semuanya diatur oleh politik.
“Khittah NU 1926 ini tidak boleh menjadikan NU sebagai partai politik, tetapi NU harus tetap berkolaborasi dengan politik kenapa? Karena konsensus kebangsaan kita diatur menggunakan politik. Kalau kita tidak terlibat dalam dinamika politik tersebut maka aspirasi politik kita akan diwakilkan kepada orang lain. Ingat, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini lahir berkat jasa para ulama dan kyai NU, maka mari kita tetap berkhidmat, kepada para kyai dan ulama.NU didirikan sebagai pengayom umat, berdiri di atas semua golongan, dan menjadi penengah ketika terjadi polarisasi di masyarakat.

Kita punya Pancasila yang sulit ditiru negara besar mana pun. Kita punya tiga pilar penyangga negara yang terdiri dari ulama, umaroh (pemimpin pemerintahan), dan umat, yang perlu dirawat dan dihormati seiring dengan keberagaman budaya dan agama seiring perkembangan jaman. “, pungkas Gus Faris yang saya kutip dalam beberapa orasinya dan sedikit ulama yang bicara tentang ini.

Teman teman relawan,
Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, jauh sebelum thn.1400-an Cirebon mulanya adalah sebuah dukuh/dusun/desa/kampung kecil yang awalnya didirkan oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah perkampungan ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran).

Dinamakan Caruban karena di sana ada percampuran para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian yang berbeda. Mereka datang dengan tujuan awalnya berdagang namun tidak sedikit yang kemudian menetap dan berkeluarga disini. Moyang dan leluhur Cirebon telah mengajarkan sebagaimana yang kemudian ada di PANCASILA, saling hormat menghormati , saling jaga dan gotong royong tanpa melihat warna kulit, agama, dsb.

Ki Gedeng Tapa mengajarkan generasi sesudahnya bahwa persatuan dan kesatuan diantara perbedaan apapun terasuk etnis dan agama telah berjalan baik, beliau juga mendukung adanya Pemukiman warga muslim Tionghoa di wilayah Sembung, Sarindil dan Talang lengkap dengan masjidnya, dsb.

Beliau juga sangat dekat dengan bangsa pendatang dari Tiongkok, Arab, Persia, India,dsb sehingga distribusi aneka Komoditas (pertanian, rempah-rempah, beras, tekstil, kayu jati, batu permata, keramik , hasil laut, dsb – termasuk terasi dan petis pun) berjalan baik. Para pedagang merasa aman bertransaksi di Cirebon. Beliau telah mewariskan sejak awal jika Cirebon adalah pusat interaksi pedagang dari berbagai bangsa. Semangat itu kemudian mengalir didalam darah keluarga besar alm. KH Fuad Hasyim, khususnya Gus Faris sampai saat ini.

Semangat itu yang melatar belakangi mengapa kami berslogan, KITA INDONESIA !, bangsa besar yang menghargai perbedaan.
‘Insyaallah
(Red-01/Foto.ust)

[Lomba Film Pendek Santri Jabar 2025 “PERAN SANTRI DALAM ASTACITA TAHUN 2024-2029” resmi dibuka] ‼️‼️‼️, Kami dari Tim Lomba Film Pendek Santri se-Jawa Barat 2025 dengan bangga mengundang kalian semua untuk bergabung dalam ajang kreatif ini! 🎬📽
Tunjukkan bahwa film bukan cuma soal estetik, tapi juga bisa jadi alat perubahan di era digital.
Buktikan bahwa kreativitasmu layak dilihat, didengar, dan dihargai!
Kenapa harus ikut?
✨ Total hadiah JUTAAN RUPIAH
📩 E-sertifikat eksklusif untuk seluruh peserta
Contact Us :
Raudlatul Jannah – 085842600232 :: I’o Tarzuki – 085272192220 :: Ust.Ahmad Fahmi – 08996487514
More Info :
Instagram @fps_official_2025