Koranprabowo.id, Imajiner :
Siang tadi (20/8) saya sudah berada di teras belakang Istana Cipanas, Jawa barat. Diluar masih hujan besar, YANG MULIA PADUKA PRESIDEN IR. H. SUKARNO , putra pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (1873–1945) dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai (1881–1958) menurut asprinya, Niki – mantan Kowad TNI-nya Korea utara Paduka sedang sholat ashar dan akan keluar istana karena ada acara. Saya pun ditemani Niki sambil menikmati suguhan Bandrek, kacang dan singkong rebus. Sejak tadi tumben Niki ini bersikap baik tidak seperti biasanya.

Kami memang sedang berdiskusi mengenai karakter dari Kim Jong-un – Presiden Korea Utara, yang saat ini beredar kabar bahwa dia telah melakukan hukuman mati dan penjara seumur hidup kepada 30 remaja di negara itu. “Ya seperti itu memang kabarnya, Hukuman tersebut diberikan karena mereka kedapatan menonton film dan drama, mendengarkan musik, serta menirukan pola bicara atau aksen orang Korea Selatan musuh bebuyutan kami. Mereka dianggap melanggar undang-undang Korea Utara tahun 2020 yang melarang “ideologi dan budaya reaksioner”, kata Niki sambil mengunyah kacang rebus.

Undang-undang ini merupakan bagian untuk melindungi warga Korea Utara dari apa yang dianggap sebagai bagian dari budaya Barat yang merusak. Korea Utara memang sangat menjunjung tinggi budayanya, “Negara sangat mengatur dan mengawasi kehidupan budaya warganya, termasuk pakaian, gaya rambut, dan bahkan perilaku, untuk memastikan keselarasan dengan budaya leluhur, ini sangat menjadi perhatian khusus pemerintah kami”, tambah Niki.

” Ya seperti itu. Pada pertengahan pertama abad ke-20, Korea merupakan negara jajahan Jepang yang memberlakukan sistem ‘feodal Konfusianisme’ sehingga terdapat 4 kelas didalam masyarakat yaitu bangsawan, teknisi berkualifikasi, rakyat biasa dan orang buangan”, tiba tiba Paduka telah ada dibelakang kami sambil tersenyum, kemudian menuangkan teh kedalam gelasnya, Niki berdiri sigap namun disuruh duduk kembali.

Kemudian Paduka melanjutkan, Setelah Perang Dunia II, Korea lepas dari Jepang. Semenanjung ini pun pecah menjadi dua negara. Bagian utara menjadi negara Korea Utara dengan paham komunis dan otoriter yang dipengaruhi oleh Uni Soviet + China. Sementara bagian selatan menjadi Korea selatan didukung USA + sekutunya yang berpaham kapitalis liberal.
Sambil merapihkan kopiahnya, Paduka melanjutkan ceriteranya. “Pada tahun 1950, timbul perang Korea. Korut didukung Sovyet dan China, Korsel oleh USA dan sekutunya. Korut menyerang Korsel hingga peperangan ini berjalan 3 tahun lamanya dengan korban jiwa mencapai sekitar 2,5 juta orang. Namun, perang ini tidak berhasil menyatukan kedua wilayah atau memberikan solusi damai.

Sebaliknya, perang tersebut mempertegas perpecahan ideologi dan menjadikan Korea Utara semakin memusuhi Amerika Serikat dan Korsel dan seperti itu sebaliknya hingga saat ini. Mereka seperti Tom dan Jerry. Nah atas itu pula Niki , saya minta pindah kesini mengembangkan karir dan menemani saya atas seijin Presiden Korut, Kim Jong-un”, kemudian Paduka pamit karena ada janji bertemu Jokowi di Solo, Niki pun bergegas menuju mobil Paduka mempersiapkan segala sesuatunya. Tidak lupa dia sempat mengedipkan sebelah mata cantiknya kepada saya, ‘cring’ …
Paduka yang melihat itu , sontak tertawa terbahak-bahak. “Jangan main api, Rief. Kamu sudah punya istri dan cucu”, kata Paduka.
‘Ahahahaha..
(Red-01/Foto.ist)
