KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 yang tutup usia di Tanah Suci Makkah Almukarromah pada 6 Agustus 2019 di usia 90 tahun. Adalah ulama kharismatik idola Gus Faris, yang selalu mengajak masyarakat Indonesia untuk kembali kepada anugerah Allah SWT, yakni Persatuan Indonesia.

Yang kerap mengatakan bahwa Persatuan Indonesia dan kerukunan antarumat manusia di Indonesia dimulai dari rumah tangga, yang terdiri dari sepasang laki-laki dan perempuan serta dibentuk dengan perkawinan menurut aturan agama. “Harus ada rumah dan tangga untuk menciptakan rumah tangga, artinya rumah berdiri sendiri juga tidak bisa, harus ada tangga. Seperti itulah demokrasi Pancasila yang kita terapkan, menghargai perbedaan sebagai rahmat Allah SWT” ujar Mbah Moen.

Islam sendiri pada dasarnya adalah demokrasi, masih kata Gus Faris – Pengasuh PP. Nadwatul Ummah, Buntet, Kab. Cirebon. Yang juga cucu KH Abbas Abdul Jamil (Kyai Abbas Buntet /Macan Cirebon – Panglima Perang 10 November 1945) ) dan putra KH. Prof Dr MA Fuad Hasyim (Gus Hasyim, pendiri sekaligus pengasuh pertama PP. Nadwatul Ummah, Buntet, Kab. Cirebon).

Hal ini didasarkan pada beberapa hal. Pertama, Islam adalah agama hukum dengan pengertian agama Islam berlaku bagi semua orang tanpa memandang kelas, struktur sosial masyarakat miskin dan berada semuanya diberlakukan sama di hadapan hukum. Kedua, Islam memiliki asas permusyawaratan (syura). Artinya seluruh perkara-perkara yang dihadapi dibicarakan bersama di antara mereka. Ketiga, Islam juga menganjurkan umatnya agar senantiasa bersikap ‘Tabayyun , crosscheck, sikap tidak mudah percaya pada sesuatu atau seseorang sebelum mendapatkan informasi yang benar pada sumbernya secara langsung.

Wassalamualaikum wrwb,

(Red-01/Foto.ist)

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?