Sekitar akhir tahun 1808/awal tahun 1809, Bupati RA Wiranatakusumah II (Dalem Kaum I) beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru. Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir. Yang semua saat itu masih serupa hutan lebat.
Selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung/Gedung Pakuan sekarang) beserta rakyatnya kemudian beristirahat di sebuah hutan yang tidak membahayakan , kini menjadi daerah Jalan Cikapundung & Asia Afrika. Yang pertama harus diyakini adalah sumber air , maka setelah mencari kesana-kemari sekitar thn.1811 kemudian bupati menancapkan tongkatnya sebagai tanda wilayah dan pusat air. Darisana maka munculah sumber air jernih yang kemudian dinamakan Sumur Bandung dan syah pulalah beliau selaku Bupati Bandung ke-VI thn. 1794-1829 yang kemudian dikenal pula sebagai Bapak Pendiri Kota Bandung.
Kini di bagian atas sumur itu diberi cungkup penutup dan dikelilingi oleh rantai pembatas. Dalam salah-satu sisinya ada prasasti yang tulisannya:
Sumur Bandung Méré Karahayuan ka Rahayat Bandung Sumur Bandung Méré Karahayuan ka Dayeuh Bandung Sumur Bandung Kahayuning Dayeuh Bandung Ayana di Gedung PLN Bandung. Bandung 25 Mei 1811 Raden Adipati Wiranata Kusumah II. ¬¬
Gerbang Makam Dalem Kaum yang ‘masih’ terlihat kumuh.
Pada tahun 1930-an, di atas tanah 3.945 m2 tersebut, kini menjadi Gedung PLN didirikan bangunan bertingkat hasil rancangan Prof. Charles Prosper Wolff Schoemakerdan diresmikan pada tanggal 26 Oktober 1939, bangunan tersebut ditempati oleh N.V. Gemeentelijke Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO) kemudian menjadi Gd.PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat adapun letak Sumur Bandung sekarang di teras belakang Gedung PLN UID Jabar, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung. Airnya masih tetap bersih dan tidak pernah kering walaupun musim kemarau.
Konon, Air sumur ini cukup dikeramatkan, karena dipercaya sebagai air yang membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat Kota Bandung, yang di antaranya dapat mengobati berbagai penyakit. Sumur Bandung selain merupakan nama sebuah sumur, juga menjadi nama satu kecamatan di Kota Bandung. Kecamatan Sumur Bandung memiliki wilayah cukup luas dan penting bagi perekonomian kota.
Di antaranya, Pasar Baru Trade Center Bandung, Stasiun Bandung, Pasar Kosambi, dan Braga, masuk wilayah administrasi Sumur Bandung. Kemudian pusat pemerintahan Balai Kota Bandung dan Polrestabes Bandung juga masuk kawasan kecamatan ini. Sayangnya kesakralannya ini dihiasi ceritera mistis lainnya disebut penjaga sumur itu adalah Nyi Mas Dewi Kentring Manik – salah satu istri Prabu Siliwangi dan noni-ni Belanda.