Koranprabowo.id, Kepala’Daerah :
Di foto bawah ini adalah situasi Jalan Mohamad Husni Thamrin (Jln. THAMRIN) Jakarta pusat 1971. Tampak mobil-mobil Eropa dan Amerika masih mendominasi jalan-jalan ibu kota. Seperti di foto, ada Moriss Minor traveller tahun 69, kemudian tampak kekar dan gagah Jeep Gaz Rusia, di belakangnya baru ada Nissan Patrol 64. Kemuduan Dodge, Ford, Fiat dan VW.

Kali ini saya mencoba mengulas sedikit sosok Mohammad Husni Thamrin , beliau lahir di Jakarta 16 Februari 1894 wafat 11 Januari 1941, seorang pemikir politik dan nasionalis Indonesia berdarah Betawi-Belanda.

MH.Thamrin pojok kanan bersama keluarga besarnya
Sosok MHT ini mulai dikenal tahun 1929 saat di dalam Gemeenteraad, yaitu yang menyangkut pengisiari lowongan jabatan wakil wali kota Betawi (Batavia). Tindakan pemerintah kolonial ketika itu memang sangat tidak bijaksana, karena ternyata lowongan jabatan itu diberikan kepada orang Belanda yang kurang berpengalaman, sedang untuk jabatan itu ada orang Betawi yang jauh lebih berpengalaman dan pantas untuk jabatan itu. Tindakan pemerintah ini mendapat reaksi keras dari fraksi nasional. Bahkan mereka mengambil langkah melakukan pemogokan, ternyata usaha mereka berhasil dan pada akhirnya MHT diangkat sebagai wakil wali kota Batavia.
Soekarno dan M.H. Thamrin, meskipun kerap dianggap berseberangan dalam taktik politik, sebenarnya memiliki hubungan yang akrab dan saling menghargai. MHT, yang merupakan tokoh Betawi dan anggota Volksraad, bahkan kerap menjenguk Soekarno di penjara Sukamiskin.

Berikut adalah beberapa poin penting tentang hubungan antara Soekarno dan M.H. Thamrin:
Hubungan yang Akrab: Soekarno dan M.H. Thamrin dikenal dalam taktik politik, yaitu kooperatif dan nonkooperatif. Thamrin sebagai Mentor: M.H. Thamrin dianggap sebagai mentor bagi Soekarno, terutama dalam hal politik. Penangkapan Soekarno di Rumah Thamrin: Pada tahun 1933, Soekarno ditangkap di halaman rumah M.H. Thamrin. Perbedaan Taktik Politik: Soekarno cenderung menempuh jalur nonkooperatif, sedangkan M.H. Thamrin lebih memilih jalur kooperatif dengan pemerintah kolonial Belanda
Pemerintah Indonesia menganugerahi Thamrin sebagai pahlawan nasional pada tanggal 28 Juli 1960.Salah satu lokasi perjuangannya, Gedung Mohammad Hoesni Thamrin di Jakarta Pusat, kini dijadikan museum. Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta, yang kemudian menjadi dasar penamaan sejumlah tempat di sekitar jalan tersebut. Di antaranya halte Transjakarta, stasiun MRT Jakarta yang sedang dibangun, Thamrin City, hingga Thamrin Nine, kompleks properti yang memiliki menara tertinggi di belahan Bumi selatan.

Proyek MHT, proyek perbaikan kampung besar-besaran di Jakarta pada tahun 1970-an, dan sebuah universitas di Jakarta juga dinamai dari M.H. Thamrin. Selain itu, nama Thamrin Plaza di Medan, Sumatera Utara diambil dari jalan yang dinamai dengan namanya.
‘RIP, MHT, Amin.
(RB/Foto.ist)






