Koranprabowo.id, OPINi :
Viralnya pernyataan Penjabat (Pj) Bupati Bogor, Bachril Bakri terkait rendahnya angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Bogor thn.2022-2024 yang menaik dari 8,34 menjadi 8,39 tahun lantaran banyaknya siswa yang berhenti sekolah karena lebih memilih pondok pesantren. Saya meminta tanggapan PimRed melalui seluler (2/2) lalu.
“Mungkin karena dia itu kelewat pintar, maka boleh saja mengatakan itu. Maklum, S2-nya dari Australi dsb. Mantan Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kemendagri, dan Pj. Bupati Sarolangun – Jambi. Lengkap sudah. Tapi baiknya jika tidak dilengkapi data rasanya kurang elok membuat statemen itu bisa bisa digruduk ulama dan santri . Dia itukan Pj ya, pejabat saja bukan Kepala daerah. Harusnya tidak seperti itu. “, tambah PimRed.

Memang ramai dimedsos dan media mainstream Pj.Bupati Bogor mengatakan utama rendahnya RLS karena banyak yang putus sekolah pada setelah SMP, dan mereka langsung masuk pesantren. Karena Ke sekolah pendidikan agama, sehingga tidak tercatat sebagai pendidikan lanjutan.
“Dia boleh saja bicara seperti itu, kita juga sebagai Koranprabowo.id boleh bicara seperti dia. Yang jelas dia lupa bahwa saat ini jumlah pesantren di Kabupaten Bogor lebih dari 1.365 . Jika setiap pesantren ada lebih 50 orang santri, berarti ada lebih dari 68.000 santri di kab.Bogor, dan jika setiap hari santri2 itu mengeluarkan/membayar pajak apapun min Rp.5.000/hari atau Rp. 150.000/santri perbulan maka mereka telah menyumbang lebih dari Rp.10,2 miliar/bulan untuk negara. Apa ngerti dia?”, tambah PimRed.

Ini bukan karena gagalnya tercapainya Program Kejar Paket (PKP) yang memang setengah hati dilakukan Pemkab Bogor selama ini, ini juga bukan karena terealisanya APBD Kabupaten Bogor tahun 2024 hingga mencapai Rp10,2 triliun, atau 89,80% dari total anggaran belanja Rp.11,3 triliun yang pasti ada juga peran ponpes dan ini bukan juga bukan dari 49,9 juta penduduk Jabar 5,56 juta (11,14%) ada di kab.Bogor.“Tapi ini soal etika menyampaikan pendapat kepada publik, dia harus belajar soal ini. Karena ini telah menyinggung banyak pihak; orangtua santri, santri/wati, pengasuh ponpes, ulama dsb. Kita akhiri saja jabatannya sampai disini,ahaha”, tutup PimRed.
‘Saya mau ikut tertawa, tapi takut dosa.
(Marwedi S/Foto.ist)
‘



https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737