Koranprabowo.id, OPINi :
Sepemamaham dan pengetahuan saya selaku relawan Jokowi-Prabowo, Kimia Farma adalah perusahaan farmasi pertama di Indonesia berdiri pada 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co yang dibentuk pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi obat-obatan modern, khususnya obat menangkal penyakit tropis. Dari sini, apotek berkembang menjadi ‘raja’ di Indonesia dan berungkali mengalami transformasi signifikan.
Pada 1958, misalnya, NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co mengalami nasionalisasi menjadi Kimia Farma. Lalu, pada 2001 berubah menjadi perusahaan publik. Kini, Kimia Farma terus berkembang, dengan fokus pada diversifikasi produk dan layanan, serta memperluas jaringan apotek di seluruh Indonesia.


Tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero) dan PT Kimia Farma Tbk, dan efektif per tanggal 28 Februari 2020 tentang Holding BUMN Farmasi di mana Kimia Farma menjadi anggotanya
Produk-produk KF pun bukan kaleng-kaleng, termasuk era dan pasca Covid19 lalu, idealnya KF banyak mencapai rejeki. Penjualan dan distribusi Obat Generik KF baik bermerek dagang dan obat generik berlogo, juga produk OTC & Herbal yang sangat diminati keluarga Indonesia , lalu ada juga 100 produk etikal yang diproduksi dengan kualitas dan mutu yang terjamin dan yang terakhir adalah produk kosmetik legendaris seperti Marcks dan Venus.

Bahkan (7/1/25) lalu, dalam mengawali tahun 2025 , PT Kimia Farma Apotek (KFA) meraih prestasi baru yaitu berhasil mencetak MURI atas rekor pelayanan kefarmasian di rumah kepada pasien oleh apoteker terbanyak di seluruh Indonesia. di Kantor Pusat KFA, Selasa (07/01/2025). Hal ini sebagai pionir dalam inovasi pelayanan kefarmasian berbasis kebutuhan pasien
Sebelumnya, November 2024 , PT Kimia Farma Tbk meraih penghargaan dalam ajang Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) 2024. Penghargaan diberikan kepada Kimia Farma yang menghasilkan inovasi di bidang kesehatan yaitu program JABAR BEDAS (Jawa Barat Bebas dari HIV/AIDS) dan Penghargaan diserahkan oleh Pj. Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin kepada Jasmine K. Karsono selaku Direktur Portofolio, Produk dan Layanan Kimia Farma saat itu.

Maka publik menjadi ‘bingung’ saat pejabat KF lebih senang memberitakan tentang ‘kegagalan’ , kita msih ingat di tahun 2023 PT Kimia Farma (Persero) Tbk mengatakan jika kerugian mencapai Rp 1,8 triliun. Kerugian itu membengkak dari posisi 2022 yang sebesar Rp 126 miliar. Dikatakan juga oleh mereka bahwa salah satu ketrugian itu disebabkan dugaan penyelewengan data atau rekayasa penggelembungan keuangan di KF. ‘Ahahaha.
Tidak cukup sampai sana, tahun 2024 mereka pun mengatakan kepada publik bahwa kerugiannya PT Kimia Farma (Persero) Tbk yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp.421 miliar , meningkat 137,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp177 miliar.
Publik lebih resah disaat muncul isu akan ada restrukturisasi utang Kimia Farma yang besarnya Rp.8,7 triliun dan kemungkinan yang paling banyak krediturnya BNI. Entah bagaimana itu ceriteranya. Namun, kita jangan lupa kasus seperti ini pernah terjadi di Garuda, namun yang terjadi, Garuda ibarat hanya memperpanjang nafas perusahaan dengan cara hutang yang menggunung.
Saat ditanyakan hal ini kepada PimRed Koranjokowi.id, dia berkata “Manajemen Erick Tohir melemah gegara kesibukannya urus bola, kalau pun KF selalu rugi, itu karena manajemen BUMN dan internalnya buruk. Kita selaku relawan Jokowi-Prabowo & Gibran jangan sampai beranggapan KF dibiarkan rugi agar kelak dijual ke asing?. Atau Menteri BUMN sulit mencari sosok pengendali manajemen KF, cari saja dari organ relawan Prabowo yang lolos Fit and proper test pasti banyak yang lebih profesional dan amanah. Melakukan PHK, menjual aset dsb bukanlah yang patut dicontoh sebagaimana yang pernah dilakukan kepada Indosat oleh presiden Megawati saat itu”
(Red-01/foto.ist)
‘
‘



https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737