Koranprabowo.id, Parekraf :

Pada edisi lalu teman saya ,Herman – Koranprabowo.id Prov.Bengkulu telah membahas tentang berita

Dan untuk melengkapinya maka saya akan menambahkan informasi yang juga terkait atas berita itu yaitu tentang TUGU PERJUANGAN TABARENAH yang memang terkait dengan TMP Tabarenah sebagaimana telah disampaikan diberita tersebut.

Tugu ini diresmikan tahun 1999 untuk mengenang peristiwa pertempuran rakyat melawan Jepang dibawah komando TKR dan terjadi antara tgl.16-17 Desember 1945 di jembatan Tabarenah ini, yang mengakibatkan banyaknya gugur para pejuang yang kini dimakamkan di TMP Tabarenah tersebut.

Jembatan Tabarenah, dulunya sempat dibom dengan dinamit oleh pejuang kemerdekaan untuk menghalau tentara Jepang masuk ke Tabarenah, yang saat itu menjadi pusat pertahanan TKR. Ketika jembatan ini dihancurkan, ada beberapa mobil perang milik Jepang yang ikut terbakar dan masuk ke Sungai Musi. Lebih dari 200 pejuang gugur, termasuk tentara Jepang yang tewas disana dikabarkan ada 9 truk pengangkut mayat mereka. Kejadian itu bahkan diabadikan dengan lagu berbahasa Rejang, berjudul Jamben Tabarenah.

Jembatan yang membentang di atas Sungai musi ini dikenal juga sebagai jembatan terpanjang di Tanah Rejang bukti perjuangan orang tua kami yang dipimpin Almarhum Mayor Purn. Arifin Djamil.

Ada beberapa aksi rakyat setelah kejadian itu, sebagaimana disampaikan beberapa saksi dan pewaris para pejuang saat acara Hari Pahlawan ke-78, November 2023 lalu, diantaranya.

1.Perjuangan ini didasari karena Jepang tidak meng-indahkan Proklamasi 17/8/1945 Makanya, para TKR dan laskar rakyat berusaha melakukan pengusiran terhadap Jepang. Laskar rakyat banyak yang berasal dari Curup, Muara Aman, Ujung Tanjung, Talang Leak, Kota Donok, Air Dingin, Bukit Daun, Pal Delapan, Tabarenah, Curup, BPRI Curupdari dsb. Banyak yang hanya menggunakan senjata seadanya; parang, bambu runcing, tombak, panah dsb karena senjata api hanya dimiliki TKR yang jumlahnya pun terhitung jari

2.Sebelumnya juga September 1945, TKR dan rakyat melakukan pawai dengan memperlihatkan kekuatan secara terbuka di jalan protocol Kota Curup tanpa senjata. Mulai dari depan Markas Militer Jepang di Benteng (kini Kodim 0409) hingga ke Katakura di Kawasan Dwi Tunggal. Ini merupakan perang tanpa peluru.

3.Tanggal 26 Oktober 1945, Indra Caya selaku Redisen Bengkulu memerintahkan seluruh masyarakat untuk melakukan aksi mogok umum terhadap Jepang selama 1 pekan tapi tanpa provokasi dan perlawanan terhadap Jepang. Di Curup seluruh rakyat mogok dan menghentikan seluruh aktivitas dengan Jepang. Pegawai kantor tidak masuk. Pedagangpun tidak berjualan di pasar.

4.Pada 27 Oktober 1945 Syucokan Bengkulu, Z.Imamura resmi menyerahkan pemerintahan kepada Keresidenan Bengkulu. Untuk itu, aksi mogokpun dihentikan. Namun, pasukan TKR di Curup tidak mematuhi instruksi Residen. TKR Kompi Curup justru merampas dan melarikan 3 mobil Jepang dan senjata berat lainnya.

4.Komandan Jepang berusaha menghubungi Arifin Djamil untuk mendapatkan Kembali 3 mobil yang dirampas TKR. Bahkan Komandan Jepang, Takahashi dan anak buahnya mendatangi Markas TKR di Dusun Curup dan menuduh TKR sebagai biang dibalik perampasan 3 mobil Jepang. Pertengkaran hebatpun terjadi. Namun, prajurit Jepang itu akhirnya berbalik arah dan meninggalkan Markas TKR.

5.Awal Desember 1945, Komandan TKR Bengkulu, Mayor Berlian bersama beberapa perwira tiba di Curup untuk meredam permusuhan TKR dengan Jepang. Lettu. Arifin Djamil dan pasukan diperintahkan untuk meninggalkan Kota Curup menuju Lebong, namun sebenarnya mereka juga diminta membuat pahan peledak. Jepang terus berusaha mencari untuk menangkap Arifin Djamil. Bahkan, Bakarudin Tuib, salah satu anggota TKR pasukan Arifin ditangkap Jepang. Di markas Bakarudin berjumpa dengan beberapa penghianat. Berlian meminta Jepang untuk melepas Bakarudin. Tapi, ditolak. Bakarudin akan dilepas jika ditukar dengan Arifin Djamil. Berlian marah dan seluruh TKR pun dikumpulkan untuk menyerbu Markas Jepang.

Serangan dilakukan tepat pukul 00.00 WIB, 17 Desember 1945. Dimulai dengan pemadaman listrik PLTA Tes. Pos pertahanan Jepang yang kini menjadi Markas Yonif 144 Jaya Yudha dan Pos militer di Suban Ayam diserbu. Termasuk pesangrahan Kawasaki di belakang Pasar Bang Mego, pabrik tenun di J lSukawati dan Hotel Park di depan Pemadam Kebakaran.

Curup gelap gulita. Dalam pertempuran itu, Bakarudin berhasil diselamatkan oleh Zakaria Kamidan. Menjelang subuh serangan dihentikan. Pasukan bergerak ke arah Bukit Daun dan membuat pertahanan di Desa Tabarenah.

6.Pagi hari 17 Desember 1945, Jepang melakukan pembersihan. Pos pos pertahan TKR diserbu. Pasar Bang Mego juga dibakar, rakyat sipilpun banyak yang dibunuh. Lebih dari 60-an Rumah rakyat . Pos TKR yang dipimpin Mayor Barlian dibombardir. Karena memiliki sedikit senjata dan amunisi terbatas maka untuk menghambat pergerakan Jepang pasukan TKR terpaksa meledakan dan menghancurkan jembatan Tabarenah tersebut

Sebagai catatan akhir melalui Koranprabowo.id, ada beberapa hal yang kiranya diperhatikan;

(Khususnya oleh Bupati Bupati Rejang Lebong Thn.2024-2029 – M Fikri Thobari, SE, M.AP)

a.Tugu kiranya perlu direnovasi sehingga akan lebih elegan dan ‘sakral, hurup2nya pun terbaca baik.

b.Lingkungan tugu dan jembatan mendapatkan penghijauan dan bunga aneka warna

c.Infrastruktur, fasilitas dan Penerangan sekitar kiranya lebih ditingkatkan sehingga layak menjadi obyek wisata sejarah di Kab.Rejang lebong mendatang.

d.Ada penegasan tanggal kejadian diatas jembatan Tabarenah sehingga informasi detil dapat seragam, mengingat banyak versi atas waktu kejadian tersebut.

Demikian semoga bermanfaat, dan mohon kiranya kita kirimkan doa terbaik untuk para syuhada agar mereka tenang di surga Allah SWT – Tuhan YME. Alfatihah. Mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan. Aamiin YRA.

(JW-Team/Foto.ist-repro)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

HOME

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?