Koranprabowo.id, Imajiner :

Hari ini (6/6) usai Sholat Iedul Adha 1446 H, seharusnya saya istri ,anak-anak, menantu dan cucu bertemu Paduka Yang Mulia, Ir.H. Sukarno di Istana Cipanas Jawa barat sebagaimana undangan yang disampaikan seminggu lalu, dan sejak kemarin sore kami telah standby di sebuah hotel murmer dekat istana.

Kami sholat Ied dimasjid terdekat kemudian kembali ke hotel usai shollat, yang menarik yang menjadi khatib adalah salah satu idola kami, alm. H. Muhammad Jefri Al Buchori / Ustaz Jefri Al Buchor atau Uje, dimana inti ceramahnya adalah, “Dalam Islam, mengorbankan diri untuk orang lain adalah tindakan terpuji dan dianjurkan baik dari sekedar membantu kesulitan sesama hingga berkorban jiwa untuk menyelamatkan orang lain dalam situasi berbahaya. Dalam al quran salah satunya disampaikan dalam Qs 5:32 , yaitu “. . . Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya . . . .”

Ditambahkan Uje, kelahiran 12 April 1973 dan wafat 26 April 2013 bahwa Rasulullah SAW gemar menolong termasuk kepada saudara Nasrani , Ia menjalin perjanjian damai, memberikan perlindungan, dan memperlakukan mereka dengan adil. bahkan beliau juga memiliki pandangan yang positif terhadap mereka sebagai “Ahli Kitab” (orang-orang yang memiliki kitab suci) dan menganggap mereka sebagai sesama penerima wahyu Abraham.

Tidak lama seorang bell-boy hotel datang, memberitahukan ada tamu diruang resepsionis saya pun menghampiri dan rupanya yang datang adalah asprinya Paduka, Aditya dan istrinya Paula. Mereka menitipkan surat dari Paduka, “Bapak sedang kurang sehat semalam ikut takbiran dengan warga sekitar Istana, maka beliau menitipan surat ini”, mereka pun kemudian pamit.

Didalam kamar saya membuka surat ini dan tertulis tangan beliau.

Cipanas, tgl.6 Juni 2025.

Arief yang baik, saya mohon maaf belum bisa bertemu mungkin perlu istirahat 1-2 hari ini. Sebagaimana janji saya akan berceritera tentang kasus rencana pembunuhan kepada saya di tgl. 14 mei 1962, bertepatan dengan sholat Idul Adha tahun 1381 Hijriyah, di halaman Istana Merdeka adalah sbb :

1.Saat hendak selesai rakaat kedua, seseorang seketika berdiri dan meneriakkan takbir. Terdengar tiga buah letusan dari senjata api yang ia pegang, melesatkan timah panas ke arah barisan terdepan yang mana di situ ada saya

2.Ajudan saya Kompol.Mangil Martowidjojo, komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) dan wakilnya Sudiyo dengan cepat melindungi saya, Soedrajat salah seorang pengawal tewas berlumuran darah tak sempat mencabut pistolnya.

3.Adapun Soesilo yang pengawal terkena peluru di kepalanya. Satu peluru lagi menyasar ke arah bahu Ketua DPR saat itu KH Zainul Arifin. Ketua Nahdlatul Ulama KH Idham Chalid yang menjadi imam shalat saat itu mengalami luka ringan.

4.Menteri Pertahanan pada masa itu, Jenderal TNI A. H. Nasution, yang berdiri di samping pun hampir terkena peluru , desingan peluru lewat di dekat leher sebelah kirinya

6.Dengan senjatanya, penyerang tetap berusaha mendekat saya. Pengawal lainnya, Sri Busono dan Musawir menerjangnya , yang lain melindungi saya , mereka akhirnya mampu meringkus dibantu masa. Babak belur dan hampir saja tewas dipukuli massa.

7.Kejadian itu membuat shalat ied terhenti. Jamaah lari kocar-kacir ke sana ke mari. Ada yang menjerit ketakutan, mencari perlindungan dan tiarap.

8.Singkat ceritera, rupanya pelaku ada 3 orang yaitu Sanusi, Kamil, dan Jaya Permana. Mereka telah merencanakan aksi ini sejak Maret 1962 atas perintah pemimpin DI/TII, Kartosoewirjo.

“Saya merasa kehilangan mereka semua khususnya Mangil, dimana tubuhnya yang besar itu melindungi saya saat kejadian dengan ke-2 pistol ditangannya, selain pertolongan Allah , mereka juga adalah malaikat saya. Mereka menolong saya dengan taruhan nyawa, saya kehilangan kontak dengan mereka setelah saya ‘di-asingkan’ orba di Wisma Yaso di Jakarta Selatan pada tahun 1969 setelah menjalani masa tahanan politik di Bogor. Kita kirimkan doa terbaik untuk mereka semua ya Rief, Al fatihah”

Untuk foto-foto tadi saya titipkan ke Aditya, ini momen tepat karena hari ini juga adalah hari raya Iedul Adha 1446 hijriah. Oh ya saya titipkan juga uang Rp.10 juta untuk istri dan Rp.10 juta lagi untuk teman-teman di Koranprabowo.id dan Koranjokowi.com sebagai tanda-persahabatan saya dengan kalian.

Oh ya mengenai pertanyaan kamu tentang adanya upaya impeach / pemakjulan dari purnawirawan kepada Wapres Gibran, yang suratnya mereka telah kirim ke DPRRI tgl.26 Mei 2025 lalu. “Biar saja, mereka sedang lucu-lucunya. Hati-hati jangan terjebak pasal Makar, itu saja rief”

Sementara itu dulu ya rief, selamat hari raya Iedul adha mohon maaf lahir bathin.

Salam Pancasila,

‘Kemudian saya terdiam usai membaca surat ini, Ya Allah.

Semoga Paduka lekas pulih, karena Indonesia masih membutuhkan beliau.

Aamiin Yarabil’alamiin.

(Red-01/Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?