Koranprabowo.id, Imajiner :
Malam semakin larut (17/5), teras belakang istana Cipanas Jawa barat pun sunyi kecuali gemerisik gerimis , Tidak lama Paduka Yang Mulia Presiden Ir.H. Sukarno tiba, wajahnya terlihat lelah, saya menyalami hangat dan kembali duduk, terdiam hingga 10 menit lamanya.

“Seharusnya Megawati tidak bicara seperti di BRIN, karena itu bukan forum dan ruang politik, apapun alasannya. Kegaduhan ijasah palsu bukan ranah untuk dikomentari apalagi ini sedang proses hukum”. tiba tiba Paduka berkata ini, saya teringat dimedsos memang sedang ramai pro-kontra Megawati mengatakan soal ini kalau pun katanya bukan untuk kasus Jokowi. “Apa tanggapan kamu, rief?”,tanya Paduka kemudian, sontak saya pun ‘klojotan’ memang sedang tidak fokus , karena Niki – Asprinya Paduka sempat lewat tanpa pakaian dinasnya.

Paduka paham, dia tersenyum dan memanggil Niki. “Tolong siapkan teh panas dan singkong rebusnya ya, Niki”. Niki mengangguk , tapi matanya melirik saya tajam. ‘Lagh..
“Tapi itu sudah diklarifikasi Guntur Romli, Paduka”
“Apa katanya?”

“Itu bukan ditujukan untuk Jokowi, itu pembicaraan umum”, jawab saya. Paduka tersenyum, “Kenapa Guntur Romli yang klarifikasi memang tidak ada jubir lain?“, tanya Paduka, saya menggeleng. Situasi PDIP dan Megawati sedang kurang baik dimata publik, ada perlawanan kuat dari publik khususnya generasi muda, millenial, gen-z, yang selama ini diam maka saat di Pilpres 2024 suara 03 kan hanya 16,4%. Lalu menggugat ke MK, nyatanya juga tetap kalah. Kata Paduka sambil menghirup teh panas yang baru saja dihidangkan Niki.
“PDIP itu partai besar, idealnya mempunyai juru-juru bicara yang profesional dan terukur. Guntur Romli itu tahun 2019-an begitu memuji-muji Jokowi termasuk soal ijasahnya, dia juga kok yang sering bilang ijasah Jokowi itu asli coba kamu googling saja, Juru bicara itu harus orang yang matang, smart dan punya ilmu public speaking yang hebat. Tata krama,Obyektif, profesional dan masa lalu yang baik. Jadi perlu dievaluasi itu, tapi saya tidak mau ikut campur urusan itulah”, masih kata Paduka

Kepala banteng sudah menjadi simbol organisasi sejak Sarekat Islam yang didirikan HOS Tjokroaminoto. Kemudian, saya pakai juga untuk logo PNI , kemudian di PDI dan menyusul di PDIP semua menggunakan kepala banteng. “Kepala Banteng merupakan simbol sila ke-4 Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. kata Paduka.
Kemudian dilanjutkan Paduka, Banteng diartikan sebagai hewan sosial yang suka berkumpul dan bergerombol. Saat banteng berkumpul, menjadi lebih kuat dan sulit diserang lawan. Jadi, lambang kepala banteng tersebut menggambarkan budaya bangsa Indonesia yang senang berkumpul, berdiskusi, dan bermufakat.

“Namun saat menjelang Pilpres 2024, saya melihat banyak meme dan animasi yang menggambarkan Banteng kalah tempur dengan Garuda, awalnya saya tidak paham namun setelah hasil Pilpres 2024 mengatakan jika 01 dapat 24%, 02 dapat 58% dan 03 punya PDIP dapat 16,4% saya baru paham arti meme meme itu, o alaaa..”, kata Paduka tersenyum. Kemudian Paduka berceritera tentang sosok juru bicara istana, Paduka berceritera kalau pun mampu berbahasa Rusia namun dia selalu menyertakan jubir handalnya yaitu alm.Kombes Pol Mangil Martowidjojo dan alm.Ganis Harsono, pejabat Deplu saat itu. “Semua tugas jubir dilakukan dengan baik, perfomancenya pun baik, sangat dewasa mereka”, kemudian Paduka mengunyah singkong rebusnya saya kurang fokus karena Niki terlihat dari jauh ‘mengepalkan tangannya kepada saya.
Paduka kemudian memanggil Niki lagi, agar teko teh panasnya ditambah, Niki melewati saya, parfumnya harum, bau kupu-kupu. Eheheh.

“Rief, Niki cantik jika pakai pakaian dinas atau seperti tadi?”, tanya Paduka tiba-tiba, saya pun terbatuk, Niki melirik saya tajam menunggu jawaban. “Maaf Paduka saya sudah beristri, anak tiga dan punya satu cucu, bingung jawabnya”, jawab saya sekenanya, Niki pun berlalu kecewa.
Paduka tertawa ngakak.

Saya mencoba menggoda Paduka dengan pertanyaan beredarnya isu Jokowi akan dilamar Golkar dan PSI sebagai Ketua umum ke-2 parpol ini hingga akan naik lagi untuk Pilpres 2029 yad. “Tidak ada yang salah, syah syah saja. dunia internasional pun akan banyak yang mendukung, karena hubungan mereka dengan Jokowi selama 10 tahun kemarin cukup baik”, Nah lu. Eheheh.
Saat KLB Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, 13 Februari 2025 lalu hasil kongres memutuskan Prabowo dipilih kembali menjadi Ketua Umum , Ketua Dewan Pembina juga menjadikan Prabowo sebagai Capres 2029 mendatang.

“Tapi saat ini kursi Gerindera di DPRRI hanya 86, standarnya adalah 115 kursi seperti Pilpres 2024 lalu. Mengapa tidak mungkin jika tahun 2029 akan ada paslon Prabowo-Puan, hanya masalahnya apa PDIP mau Puan dijadikan wapres karena PDIP punya 112 kursi saat ini. PDIP akan berpikir keras agar tidak terjadi 16,4% lagi seperti di Pilpres 2024 lalu. PDIP tidak boleh sombong. Mungkin ini salah satu yang dibicarakan Prabowo – Megawati saat bertemu lalu. Ingat Rief, dalam politik TIDAK ADA kawan dan lawan yang abadi”, tutup Paduka, saya diam, tidak manggut dan menggeleng. Dari jauh Niki mengerdipkan matanya.
‘Agh, malesin.
(Red-01/Foto.ist)



GIBRAN – DEDI MULYADI2029: https://www.facebook.com/groups/1352370806000370
KORANPRABOWO FB : https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737


