Koranprabowo.id, HotNews, Politik :
Ungkapan
“SEMAKIN DIBENCI, SEMAKIN KUAT” ,
menggambarkan sebuah fenomena psikologis di mana seseorang bisa menjadi lebih kuat dan memiliki tekad yang lebih besar ketika menghadapi tantangan dan kritik dari orang lain. Ini adalah sebuah perwujudan dari konsep grit
atau ketahanan mental, di mana individu yang ‘dibenci’ justru bisa mengembangkan kekuatan batin dan daya tahan yang lebih besar.
Sama dengan semakin membenci Jokowi, Prabowo, Gibran dan Dedi Mulyadi maka mereka ber-4 akan semakin kuat termasuk para relawannya. Kebencian itu akan menjadi seperti ‘ular yang memakan ekornya‘. Artinya, mereka para pembenci akan lebih merasa buruk, dan mereka atau kamu akan merasa buruk karena kamu tidak menyukai mereka ber-4.

Jokowi, Prabowo, Gibran Rakabuming raka dan Dedi Mulyadi , apapun telah dipilih orang yang menyukainya dan mereka bekerja atas itu, maka jika ada orang yang membenci ke-4 orang itu sama juga dengan membenci para pendukung dan relawannya. Lucunya para pembenci tetap menggunakan fasilitas yang negara berikan , jika membenci lebih baik bergantilah kewarga-negaraan, jangan tanggung-tanggung. Kebencianmu ibarat ‘menabur garam ke laut’, tindakan yang sia-sia.
Khusus tentang Gibran dan Dedi, mereka lupa kemenangan 58% atau 96 juta lebih suara di Pilpres 2024 lalu itu ada andil Pendukung Gibran sehingga Prabowo pun dilantik sebagai Presiden RI. Setelah PSI terlebih dahulu mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo-Gibran kemudian diikuti Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Partai Partai Gelombang Rakyat (Gelora) , Partai Garuda , Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) sehingga ada 9 parpol dengan jumlah 45%. Anies-Cak Imin 29% dan Ganjar-Mahfud 26%.
Dari peta awal politik Pilpres 2024 saja posisi suara paslon no. 1 dan 3 jauh dari paslon no.2, apapun namanya. Lalu setelah pelantikan para pembenci pun terus menyerang mereka lupa yang elegan itu jika kebencian harus diwiujudkan bagaimana cara memenangkan gugatan saat di MK, 22/4/2024 lalu. nyatanya SEMUA DITOLAK MK. ‘Enough.

Dukungan kepada Gibran bukan hanya karena penerus Jokowi, namun ada keinginan generasi muda menampilkan tokoh muda dibawah usia 50 tahun, bukan generasi kolonial tetapi milenial. Apalagi potensi suara generasi muda saat Pilpres 2024 mencapai 55% dari jumlah DPT 204.8 juta suara.Juga diakui Prabowo dan Gerindera bahwa mereka hampir 5x menemui Jokowi untuk minta restu agar Gibran menjadi wapresnya Prabowo. ‘Lupa?, ehehe.
Dedi Mulyadi pun demikian, DPT Jabar saat itu sekitar 35.9 juta suara dengan pemilih mudanya sekitar 7,2 juta suara. Dedi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan meraih 14, 1 juta suara (62%). Jadi jika ada para pembenci Dedi yang berkelanjutan hingga saat ini, silahkan kalian simpulkan saja sendiri.


Jumlah suara Jabar ini sejak jaman kuda main tiktok lebih tinggi dari seluruh provinsi lain, menyusul Jatim – 31.402.838 , Jateng – 28.289.413 , Sumut – 10.853.940 di Sumatera Utara dan Banten – 8.842.646 suara.

Kembali ke soal kebencian kepada Jokowi, Prabowo, Gibran & Dedi, daripada ‘buang waktu sia-sia’ lebih baik persiapkan saja capres/cawapres kalian untuk tahun 2029, namun tolong cari yang profesional dan tahu etika bagaimana cara berkampanye dan berdebat. Eheheh. Karena kami pun telah mempersiapkan GIBRAN – DEDI sejak sekarang. ‘Ehehe.

Teman teman relawan, mari kita kasih paham para Pembenci.
MATARAM – PAJAJARAN THN.2029 ?
(Red-01/Foto.ist)




