Koranprabowo.id, Reliji :
Dalam ajaran Katolik, persahabatan dipandang sebagai hubungan yang berharga, mencerminkan kasih sayang dan persatuan dengan sesama, serta dengan Tuhan. Yesus sendiri menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat, menunjukkan kedekatan dan kasih sayang yang mendalam.

Sahabat sejati adalah orang yang setia menemani dalam suka dan duka, memberikan dukungan dan kasih sayang tanpa pamrih. Persahabatan sejati adalah tentang saling mendukung, mendengarkan, memvalidasi perasaan, dan membuat orang lain merasa lebih baik, tanpa terjebak dalam “toxic positivity”
Toxic positivity adalah sikap yang menuntut diri sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir positif dan menolak emosi negatif. Sedangkan sikap ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental. Karena suka menyombongkan diri, senang merendahkan orang lain, selalu cari perhatian, tidak suka disaingi orang lain, hingga cemburu atas kesenangan orang lain dan menyepelekan masalah. Pastikan ini tidak terjadi antara Yesus kepada para sahabatnya.

Ajaran Gereja selalu menunjukkan dan mengajarkan bagaimana menjadi orang Katolik yang setia pada sahabat sebagaimana ‘True Positivy’. Salah satu tokoh yang menunjukkan persahabatan yang sejati adalah “Persahabatan Daud dan Yonatan” (1 Sam 18:1-4).
Maka jika melihat foto dibawah ini, pelukan hangat antara Kardinal Indonesia, Ignatius Suharyo, dan Menteri Agama (Menag) Prof.DR.H Nasarudin Umar ini salah satu yang disebut sebagaimana tertulis dalam Yohanes 15:12-15 ?

Yohanes 15:12-15 Yesus berkata, “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu“
(Foto.ist)








