Koranprabowo.id, Istana&Kabinet :

Sejak Januari 2025 lalu bencana lonsgor dan banjir menghantui dihampir seluruh daerah, termasuk ‘hadirnya’ angin puyuh disertai hujan lebat dan badai. Angin puyuh berbentuk corong yang menghubungkan tanah dengan awan, disebagian daerah disebut juga sebagai puting beliung /topan yang akan membentuk pusaran dalam wujud corong yang terjadi di perbatasan udara yang panas dan dingin dengan kecepatan diatas 100 Km/jam. Maka segala apa yang ada diatas permukaan tanah atau laut pun akan ‘ikut-serta’ terbawa dan dihempaskan sesuka maunya dimana. Biasanya angin puyuh akan berhenti berpusar saat berada di wilayah dingin.

Angin puyuh biasanya terbentuk dari awan cumulonimbus, yaitu awan yang berkembang secara vertikal dan dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi kemudian menyatu dengan angin besar /ekstrim, hujan dan petir. Bergerak atas desakan suhu panas dan suhu dingin.

Lalu apa urusannya dengan Kementerian Agama RI ?, Check it dot.

Hal ini membuat Menag RI – Nasarudin Umar membantah bahwa pernyataan ini bukan sikap resmi dari Kementerian Agama namun sikap pribadi.  “Itu pernyataan pribadi Wakil Menteri Agama,” kata Nasaruddin ketika dihubungi Tempo lewat aplikasi pesan singkat, Rabu, 26 Maret 2025.

Terkait dengan pernyataan yang sempat ia lontarkan sebelumnya, Syafi’i menilai ada kesalahpahaman. Budaya yang dimaksud olehnya adalah budaya saling berbagi, bukan budaya meminta-minta. “Yang saya maksud sebagai budaya kita itu saling memberi, terlebih di Hari Idul Fitri. Sejak dulu, kita diajarkan untuk peduli,” ujarnya. 

Alhamdulillah, angin puyuh itu telah tiba didaerah dingin. Sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan korban yang berarti. Nuhun pak Nasarudin. ‘Takbir, Ehehehe.

(Red-01/Foto.ist)

@koranjokowi.com

@koranjokowi

HOME

@.koranprabowo.id

@koranprabowo.id

https://www.facebook.com/profile.php?id=61557277215737

Please follow and like us:
error0
fb-share-icon20
Tweet 20
fb-share-icon20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Anda suka dengan berita ini ?